Rupanya hal tersebut sudah mulai dilirik industri mobil hingga institusi pendidikan misalnya Universitas Sebelas Maret (UNS). Kampus tersebut baru-baru ini membuat produk inovasi bahan bakar mobil dari hidrogen.
Melansir laman UNS, pengembangan hidrogen menjadi bahan bakar ini merupakan pengembangan riset Guru Besar UNS sekaligus Kepala Program Studi (Kaprodi) S-3 Ilmu Lingkungan, Prof Dr Drs Pranoto M Sc.
Tak sendirian, ia menggaet pihak lain dalam mengambangkan energi hijau ini di antaranya RUDN University, Rusia dan Telkom University.
"Mengingat pengembangan hidrogen sebagai bahan bakar di Indonesia masih sangat minim maka kami dari UNS menggandeng beberapa kampus di antaranya Telkom University dan RUDN University, Rusia. Sehingga pengembangan riset ini dapat membawa UNS menjadi kampus yang lebih maju serta mendukung energi hijau yang saat ini sedang dikembangkan pemerintah Indonesia," tutur Prof Pranoto, dikutip dari laman UNS, Rabu (13/12/2023).
Lebih Hemat Bahan Bakar
Dalam penerapan hidrogen sebagai bahan bakar ini dilakukan lewat alat bernama Hydrogenyzr. Alat tersebut merupakan reaktor hidrogen yang dapat mengatasi permasalahan konsumsi bahan bakar berlebih.
Hydrogenyzr dapat menghemat penggunaan bahan bakar minyak pada kendaraan motor. Alat ini bisa dikoneksikan dengan mesin mobil yang nantinya akan menghasilkan hidrogen dari air.
Pemasangan alat ini pada mobil dapat mengubah suara mesin menjadi lebih halus serta pengurangan getaran dan asap. Dengan adanya air, kondisi knalpot pun akan menjadi lebih lembab.
Bukti penggunaan bahan hidrogen lebih ramah lingkungan contohnya ada pada kereta regional RB31 milik negara Jerman. Kereta tersebut berangkat nyaris tanpa suara berkat bahan bakar hidrogennya. (cyu/nwy)