Dosen Undip Teliti Senyawa dalam Teh dan Cabe Jawa, Bahan Riset untuk Obat Covid

ADVERTISEMENT

Dosen Undip Teliti Senyawa dalam Teh dan Cabe Jawa, Bahan Riset untuk Obat Covid

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 09 Des 2023 08:00 WIB
Cara menyimpan daun teh
Ilustrasi teh Foto: Thinkstock
Jakarta -

Dosen Vokasi Universitas Diponegoro (Undip) Mohamad Endy Yulianto meneliti senyawa dalam teh dan cabe jawa untuk dijadikan obat. Ia beserta tim tengah mengembangkan inovasi nano theaflavin teh sebagai ramuan obat Covid-19.

Tak sembarangan inovasi ini telah menghasilkan paten granted dengan nomor DS000005673 dan tengah diujicobakan di industri Teh Hijau PPTK Gambung, Bandung serta didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

"Saat ini saya dan tim sedang mengembangkan penelitian yang berfokus pada penanganan penyakit covid 19. Kajiannya diberi tema "Produksi Theasinensins, Hesperidin dan Piperin Terenkapsulasi dalam Membran Cair Emulsi Nano Liposom sebagai Inhibitor Potensial SARS-CoV-2 MPro yang didanai oleh Kemendikbud-Ristek (2021 - 2023)," kata Endy dikutip dari rilis resmi di laman Undip, Kamis (7/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memanfaatkan Senyawa yang ada di Teh dan Cabe

Inovasi yang dibuat Endy ini berangkat dari keprihatinannya terkait penyakit pernapasan akut Covid-19 di seluruh dunia. Bersama tim penelitinya, ditemukan bila ada senyawa yang bisa memblokir sisi aktif katalitik yang ada di virus Covid-19.

Senyawa tersebut adalah bioaktif theasinensins, oolong homoisoflavon-A, theaflavin-3-O-gallate, hesperidin dan piperin yang bisa ditemukan di teh, jeruk, dan cabe.

ADVERTISEMENT

Untuk kajian penelitian, Endy memilih pengembangan farmasitikal nanoenkapsulasi. Alasannya karena virus Covid-19 memiliki ukuran nano.

Sedangkan untuk masalah teknik, ketua program studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri (TRKI) ini menggunakan teknik enkapsulasi biopolimer liposom yang mampu melindungi senyawa bioaktif terhadap tahanan kimia dan fisik hingga mengendalikan pelepasan senyawa inti material dan target tujuan.

Diketahui liposom memang telah banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan dan nutrisi gizi dikarenakan stabil dan aman. Hasilnya penelitian ini mendapat 2 paten granted untuk daun teh dan cabe jawa.

Kendala Penelitian

Sayangnya dari penelitian ini masih ditemukan kendala, terutama untuk penggunaan nanoliposom. Liposom bisa berkumpul dan menyatu dengan liposom lainnya ketika dijadikan dalam ukuran nano.

Sehingga zat yang terperangkap bisa bocor dan manfaat obat tersebut tidak maksimal. Dengan demikian, tim bekerja sama dengan industri farmasi dan pemerintah untuk membuat teh menjadi obat berbentuk kapsul.

"Setelah terpapar Covid 19 rentan terhadap faktor fisikokimia seperti perubahan kondisi, pH, dan suhu, menjadi tidak stabil. Oleh karenanya inovasi proses enkapsulasi dalam membran cair emulsi ganda nano liposom tubular sehingga ketika menggunakan obat ini bisa sampai ke target yang dituju," imbuh Endy.

Dengan bentuk kapsul, Endy berharap risetnya bisa bermanfaat untuk masyarakat terutama mereka yang tengah berjuang sembuh dari Covid-19.

"Semoga dalam waktu dekat bisa komersialisasi produk di industri melalui riset komersial, sehingga hasil riset ini bisa bermanfaat untuk masyarakat khususnya orang-orang yang berjuang untuk sembuh dari penyakit," tutup Endy.

Sebagai informasi, kasus Covid-19 kembali meningkat di Indonesia per Desember 2023. Kementerian Kesehatan RI menjelaskan kumulatif kasus Covid-19 mingguan naik hingga 80 persen dengan jumlah 267 pasien.

Mengutip detikhealth, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan kasus konfirmasi harian Covid-19 di Indonesia berkisan 34 hingga 40 kasus per harinya. Untuk itu masyarakat kembali dihimbau untuk kembali menggunakan masker dan melakukan proteksi ganda melalui vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads