Lulus jenjang Magister (S2), terlebih lulus dengan IPK cum laude, merupakan hal yang dapat membanggakan kedua orang tua. Prestasi akademik itulah yang telah berhasil diraih Carissa Tibia Walidayni.
Ia baru saja lulus dari program Magister Sains Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK sempurna, yakni 4.00. Bahkan, hasil penelitiannya tembus publikasi jurnal Scopus Q1.
Motivasinya untuk memutuskan lanjut studi S2 menurutnya didorong oleh kedua orang tua. Walaupun awalnya Carissa menganggap S2 adalah hal yang sudah umum, namun akhirnya ia merasakan banyak manfaat setelah menjalaninya, seperti dalam berkomitmen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah tahu bahwa mengambil keputusan S2 ini pasti ada konsekuensinya, tapi pada akhirnya kita tetap maju dan di sinilah kita sekarang. Kita adalah orang-orang yang berani. Jadi berani memulai, berani juga menyelesaikan," tutur Carissa, dikutip dari laman ITB, Senin (27/11/2023).
Multitasking Kunci Utama
Mahasiswa program magister biasanya memiliki latar belakang yang lebih beragam dibanding program sarjana. Ada yang sudah berkeluarga, sambil bekerja, dan lainnya.
Carissa sendiri menjalani S2 sembari bekerja sebagai asisten dosen. Oleh karena itu, Carissa menekankan bahwa multitasking adalah kunci utama baginya selama menjalani kuliah.
Walaupun kegiatan perkuliahan menjadi prioritas, tetapi kehidupan sosial pun tetap penting. Menurutnya, multitasking dapat terjadi jika seseorang bisa mengatur waktu, tenaga, dan pikiran dengan baik.
Sering Diskusi dengan Dosen dan Teman
Untuk meraih prestasi, menurut Carissa diperlukan strategi belajar yang efektif. Salah satunya dengan mengerjakan tugas kuliah dengan kerja cerdas.
Jika Carissa belum memahami materi yang baru diterima, ia tak malu untuk berdiskusi dengan dosen maupun teman. Dengan berdiskusi, Carissa merasa terbantu karena akhirnya bisa menyelesaikan tugas kuliah seperti membuat tesis dan publikasi jurnal.
Selain itu, dengan banyak berdiskusi dengan dosen dan teman sembari nongkrong di kafe, Carissa mendapatkan dukungan mental sehingga bisa menghadapi berbagai tantangan selama kuliah.
Setelah lulus, Carissa berencana untuk mencari pengalaman di dunia industri riset dan analisis data. Jika sudah cukup mendapat pengalaman, ia juga berniat lanjut studi doktoral untuk bisa memberikan manfaat kepada sekitar dan mengembangkan karier secara profesional.
"Hard work paid off. Bersyukur sekali alhamdulillah dan sangat berterima kasih pada keluarga, dosen, tenaga kependidikan, kolega, dan teman atas dukungannya," ujar Carissa.
Carissa juga berpesan kepada mahasiswa yang ingin berhasil menempuh karier akademiknya untuk menjalani perkuliahan secara maksimal. Ia mengingatkan, mahasiswa juga perlu mengembangkan diri dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
"Prinsip saya selama menjalani S2, yaitu kerja keras (tangguh), kerja cerdas (berstrategi), dan kerja ikhlas (menata niat)," ujarnya.
(cyu/twu)