Kenapa Planetarium TIM Belum Buka Usai Revitalisasi? Ini Penjelasannya

ADVERTISEMENT

Kenapa Planetarium TIM Belum Buka Usai Revitalisasi? Ini Penjelasannya

Devi Setya - detikEdu
Minggu, 12 Nov 2023 15:56 WIB
Bilqis (32) bersama keluarga tidak tahu Planetarium di TIM masih tutup. Dia mengaku kecewa (Dwi R/detikcom)
Foto: Bilqis (32) bersama keluarga tidak tahu Planetarium di TIM masih tutup. Dia mengaku kecewa (Dwi R/detikcom)
Jakarta -

Planetarium dan Observatorium Jakarta menjadi salah satu destinasi yang cocok untuk dijadikan tempat wisata edukasi tentang astronomi. Sayangnya, usai revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Planetarium Jakarta belum juga dibuka untuk pertunjukan. Kenapa ya?

Proses revitalisasi kawasan Unit Pengelola Pusat (UPT) Kesenian Jakarta di kawasan TIM berlangsung sejak 2019. Kawasan ini tampil dengan wajah baru yang lebih modern dan diresmikan pada Agustus 2022. Momen peresmian ini juga menjadi tanda dibukanya kembali kawasan TIM untuk umum.

Gedung-gedung bergaya arsitektur modern kini menjulang tinggi kini di TIM. Termasuk di dalamnya ada Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Perpustakaan Jakarta, gedung teater modern, gedung arsip, balai pameran dan juga Gedung Planetarium Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasca revitalisasi, hampir semua fasilitas ini dapat dinikmati, kecuali pertunjukan di Planetarium. Sudah lebih dari 3 tahun, pertunjukan di Planetarium belum bisa beroperasi.

M Rayhan, penanggung jawab sekaligus lecturer di Planetarium dan Observatorium Jakarta mengatakan pertunjukan di Planetarium belum dibuka namun Planetarium masih hidup. Salah satu upaya 'menghidupkan' kembali Planetarium yakni dengan menghadirkan Planetarium Mini.

"Planetarium Mini ini membuktikan bahwa Planetarium masih hidup. Banyak di antara masyarakat belum tahu bahwa Planetarium Jakarta ini sedang berada di titik nadir," kata Rayhan saat ditemui detikcom, Sabtu (11/11/2023).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Rayhan menjelaskan Planetarium Jakarta dibangun melalui Perpres oleh Presiden Soekarno. Meskipun pada prosesnya diserahkan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) Jakarta.

Planetarium Jakarta kemudian tetap berkiprah selama lebih dari 50 tahun, namun berhenti beroperasi pada 2019. Rayhan mengungkapkan dua alasan mengapa layanan di Planetarium terhenti, yakni pertama karena pandemi, kemudian juga karena ada revitalisasi di kawasan TIM, termasuk Planetarium.

"Saat itu kami senang (ada revitalisasi) karena gedung Planetarium sudah tua, peralatannya sudah tua juga tapi Planetarium yang kami harapkan bisa dibangun jadi lebih baik ternyata kenyataannya tidak seperti itu," ujar Rayhan.

Proses revitalisasi Planetarium hanya mencakup bagian fisik gedung saja. Sementara untuk peralatan dan fasilitas lain di Planetarium tidak menjadi bagian yang ikut direvitalisasi.

"Peralatannya tidak tersentuh. Termasuk jantung utamanya yaitu proyektor Star Ball itu juga tidak disentuh, tidak diperbaiki," lanjut Rayhan.

Selama kurang lebih dua tahun masa revitalisasi, proyektor Star Ball yang berfungsi untuk memutar tayangan tata surya saat pertunjukan tersebut tidak bisa dipergunakan. Proyektor tersebut, dikatakan Rayhan, juga sudah tua.

"Pihak perevitalisasi tidak memperbaiki dan mengganti proyektor itu, akhirnya Planetarium tidak bisa membuka layanan hingga saat ini," ujarnya.

Planetarium Jakarta Kini Dikelola Jakpro

Sejak dibangun pada 1964 yang inisiatornya adalah Presiden Soekarno, Planetarium Jakarta kemudian diserahkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan diresmikan pada 1969.

Kemudian kawasan TIM dikelola di bawah Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, termasuk Planetarium Jakarta. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Gubernur (Pergub) baru tentang revitalisasi yakni Pergub Nomor 63 tahun 2019 mengatakan Planetarium berada dibawah Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai yang merevitalisasi dan mengelola.

"Mereka (Jakpro) sebagai BUMD diamanatkan merevitalisasi dan mengelola Planetarium namun ternyata tidak demikian adanya," terang Rayhan.

Rayhan berharap agar pihak-pihak terkait dapat lebih memperhatikan keberadaan Planetarium sebagai pusat pembelajaran astronomi, sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

Di momen perayaan HUT TIM ke-55 tahun, Planetarium Jakarta menghadirkan Planetarium Mini. Wahana edukasi yang terdiri dari dua dome portabel milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang menampilkan pertunjukan astronomi.

Pertunjukan yang dibuka secara umum tanpa pungutan biaya ini sukses menarik perhatian banyak orang. Sayangnya pertunjukan Planetarium Mini ini tidak bisa memuat banyak pengunjung dan belum bisa dijadikan pertunjukan rutin.

"Bayangkan saja, saat Planetarium masih beroperasi normal dengan kapasitas 350 orang sekali pertunjukan atau artinya dalam sehari kami bisa melayani 1500 orang itu saja masih mengantre panjang. Apalagi yang hanya di Planetarium Mini," beber Rayhan.

Jika mengintip laman media sosial Planetarium, seperti Instagram misalnya, ratusan orang berkomentar dan melempar pertanyaan terkait kapan planetarium kembali dibuka. Sayangnya, Rayhan maupun pihak dari Planetarium tidak bisa memberikan jawaban.

"Saya yakin sebagian besar warga Jakarta dan sekitarnya, yang pernah ke TIM pasti berkunjung ke Planetarium. Berdasarkan data statistik kita sebelum tahun 2020, sebanyak 70-80 persen pengunjung TIM adalah pengunjung Planetarium," pungkas Rayhan.

detikers punya pengalaman seru di Planetarium? Semoga Planetarium bisa segera kembali beroperasi ya!




(dvs/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads