Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta digelar dengan berbagai kegiatan. Salah satunya pertunjukan Planetarium Mini yang sukses menyedot perhatian pengunjung.
Planetarium Mini ini menampilkan pertunjukan pemandangan langit disertai edukasi layaknya show di theatre Planetarium besar sebelumnya. Bedanya, planetarium mini ini memiliki durasi yang lebih singkat serta kapasitas pengunjung yang jauh lebih sedikit.
M Rayhan, penanggung jawab sekaligus lecturer di Planetarium dan Observatorium Jakarta mengatakan pertunjukan Planetarium Mini ini digelar sebagai rangkaian kegiatan peringatan HUt TIM ke-55 sekaligus menjadi pembuktian bahwa Planetarium masih hidup.
"Planetarium Mini ini membuktikan bahwa Planetarium masih hidup. Banyak di antara masyarakat belum tahu bahwa Planetarium Jakarta ini sedang berada di titik nadir," kata Rayhan saat ditemui detikEdu di gedung Planetarium TIM, Jl Cikini Raya, Sabtu (11/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rayhan melanjutkan, saat revitalisasi, gedung planetarium ikut direnovasi. Namun Rayhan menyayangkan, peralatan vital di dalam gedung Planetarium tidak ikut diperbarui.
"Saat revitalisasi itu kami senang karena gedung planetarium sudah tua, peralatannya sudah tua juga tapi ternyata planetarium yang kami harapkan bisa dibangun jadi lebih baik ternyata kenyataannya tidak seperti itu. Hasilnya revitalisasi planetarium sayangnya hanya diperbaiki gedung fisiknya saja sementara peralatannya tidak tersentuh. Termasuk jantung utamanya yaitu proyektor star ball itu juga tidak disentuh, tidak diperbaiki," demikian kritik Rayhan.
Hadirnya Planetarium Mini ini diharapkan bisa menjadi 'obat rindu' bagi masyarakat yang ingin berkunjung sekaligus belajar tentang benda langit dan fenomena alam semesta.
Planetarium Mini Tampilkan Pertunjukan Langit
![]() |
Rayhan menjelaskan bahwa Planetarium Mini ini hadir berkat usaha dari para pekerja di Planetarium dan Dinas Kebudayaan Jakarta yang ingin menghidupkan kembali Planetarium. Salah satunya dengan menghadirkan planetarium mini yang khusus diadakan di HUT TIM ke-55. Terlihat ada 2 dome sebagai wujud planetarium mini
"Ini hasil kerja keras kami meminjam. Dome ini bukan milik Planetarium, bukan milik Dinas Kebudayaan, bukan juga milik Pemprov Jakarta. Planetarium Mini ini milik BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) yang digunakan untuk edukasi astronomi. Dome yang satu lagi, yang lebih kecil itu milik ITB, sesungguhnya milik Kemendikbud yang digunakan untuk Olimpiade Astronomi di Magelang tahun 2015," beber Rayhan.
detikEdu berkesempatan ikut menyaksikan pertunjukan di dalam Planetarium Mini ini. Bagian dalam kubah portabel ini sekilas mirip teater Planetarium besar namun ukurannya kecil.
Satu dome Planetarium Mini memiliki kapasitas 15-20 pengunjung. Di dalam dome yang gelap gulita ini para pengunjung duduk lesehan untuk bisa menikmati pertunjukan.
Saat pertunjukan di mulai, kubah gelap akan menampilkan simulasi kondisi langit Jakarta sesuai jam. Selain itu, ditampilkan juga pemandangan ribuan bintang yang membentuk aneka gambar rasi bintang.
Rayhan secara aktif menjelaskan tentang fenomena langit yang sedang ditampilkan.
Pertunjukan semakin seru dengan penjelasan beberapa planet yang ditampilkan secara dekat beberapa planet yang bisa disaksikan dari Bumi, seperti Merkurius, Venus dan Jupiter. Pengetahuan ini bukan hanya menarik bagi anak-anak, orang dewasa pun ikut seru berinteraksi menebak planet yang sedang ditampilkan.
Pertunjukan ini dibuka mulai 8-12 November 2023 untuk pengunjung undangan dan juga masyarakat umum. Terdapat 6 sesi pertunjukan setiap harinya mulai pukul 09.00 hingga 16.30 WIB. Durasi setiap sesinya berlangsung selama 15 menit.
Tiket untuk menikmati pertunjukan di Planetarium Mini ini gratis, hanya saja pengunjung harus mendaftarkan diri secara online untuk mendapatkan tiket.
"Kami melihat war tiket sangat besar. Antusiasme masyarakat sangat besar untuk bisa menyaksikan Planetarium Mini, tapi sayangnya kapasitas kami masih sangat terbatas," kata Rayhan.
Ketika ditanya, apakah Planetarium Mini ini akan menjadi pertunjukan rutin? Rayhan menjawab belum tentu bisa dilaksanakan.
"Karena sifat alatnya meminjam. Kami meminjam untuk HUT TIM tanggal 8-12 November. Nextnya belum tau apakah bisa kami meminjam lagi," jelas Rayhan.
Rayhan berharap agar ke depannya orang-orang bisa datang langsung ke Planetarium, menyaksikan pertunjukan dan bisa belajar bersama-sama.
Kegiatan HUT ke-55 TIM diisi dengan berbagai rangkaian acara seperti pertunjukan teater dan musik, pameran seni rupa, bazar UMKM, dan pembagian makanan tradisional khas Betawi.
(dvs/nwk)