Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Prof Dr Semiarto Aji Purwanto ungkap 60 persen mahasiswa baru alami masalah kesehatan mental. Hal tersebut terlihat dari data screening kesehatan mental kala mahasiswa melalui hari-hari pertama di UI.
"Satu hal yang mengejutkan adalah angka atau tingkat depresi mahasiswa baru yang belum mengalami kuliah sama sekali sudah tinggi. Tercatat 60% mengalami persoalan dengan kesehatan mental," tutur sosok yang akrab dipanggil Aji ini.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Satu FISIP Peduli yang digelar Paguyuban Satu FISIP Sabtu (11/11/2023) di Pelataran FISIP UI, Kampus Baru Depok, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Tingkat Depresi Maba Tinggi
Mengenai tingginya angka depresi pada mahasiswa baru, Dekan FISIP UI ini mencari asal muasal hal ini bisa terjadi. hasilnya ditemukan bila mahasiswa memiliki persoalan sebelum masuk kuliah dan berkaitan dengan keluarga.
"Jangan kaget, masalah yang didapati mahasiswa mulai dari keluarga," tambahnya.
Dengan demikian dalam upaya menciptakan proses belajar-mengajar yang kondusif, perlu dilakukannya hubungan yang baik antara mahasiswa, kampus, dan keluarga dalam hal ini orang tua. Menurutnya, relasi ini adalah kata kunci yang penting.
Ia berharap agar orang tua mahasiswa bisa memberikan dukungan penuh untuk proses belajar mahasiswa. Karena masa ini adalah tahap yang akan dilakukan anak menjadi orang dewasa dan pribadi yang mandiri.
Meski begitu, Aji mengatakan sebaiknya orang tua tidak melepas anak-anaknya secara bebas ketika kuliah. Setidaknya hingga mereka lulus.
"Karena begini ada berbagai kasus yang menunjukkan bahwa dukungan dari orang tua malah dianggap kontraproduktif buat mahasiswa," ungkap Aji.
Kasus ini bukan terjadi pada mahasiswa baru melainkan mahasiswa tingkat akhir. Contohnya, ketika orang tua menanyakan dengan penuh kasih sayang tentang skripsi atau tugas akhir.
"Tapi mahasiswa itu merasa 'aduh' nah kata 'aduh' ini kami sebagai pengajar dengar kencang sekali di kampus," tuturnya lebih lanjut.
Aji tidak bisa memungkiri bila gaya komunikasi setiap keluarga pasti berbeda-beda. Tapi, ia tetap berharap orang tua tidak melepas anak-anaknya sehingga bisa tumbuh dengan mendefinisikan segala hal yang didapatkan di kampus dengan dirinya sendiri.
Harapan Hadirnya Paguyuban Satu FISIP
Kehadiran Paguyuban FISIP Satu di lingkungan kampusnya disambut baik oleh Aji. Ia berharap paguyuban ini bisa menjadi jembatan yang baik antara kampus, mahasiswa dan orang tua.
"Kalau persoalan guyub di fakultas, mahasiswa, tenaga kependidikan, sudah luar biasa. Tapi pada kesempatan ini saya makin senang karena orang tua juga guyub," tuturnya.
Ia juga berharap orang tua juga bisa memberikan saran yang nantinya sebagai bagian dari langkah untuk mendapatkan data dan feedback yang penting dalam pengembangan kampus.
(det/faz)