Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tak bisa dianggap enteng, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per Januari-Agustus 2023 DBD menyumbang seribu kasus kematian di mana 63%-nya didominasi anak berusia 0-14 tahun.
Disebutkan bila DBD identik dengan kondisi trombositopenia atau penurunan trombosit di bawah batas normal sehingga timbulnya pendarahan. Berangkat dari hal tersebut, empat mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) mengembangkan permen kapas yang bisa meningkatkan trombosit.
Pengobatan DBD untuk Anak-anak
Tim yang terdiri dari Lidya Intan Setyaningsih, Niken Larasati, Diah Dwi Syafitri Khoirunisak, dan Shinta Septiana ini merupakan mahasiswa program studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS. Dalam penjelasannya, Lidya menyatakan pengobatan dbd saat ini hanya bersifat suportif untuk mengurangi gejala.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Eksakta (RE) empat mahasiswa ini mencoba memanfaatkan bahan alam sebagai alat pengobatan DBD. Bahan alam yang digunakan dalam hal ini adalah daun pepaya (Carica papaya L) di formulasi nanoenkapsulasi ekstraknya menjadi permen kapas.
Lidya salah satu anggota tim menjelaskan daun pepaya mengandung enzim papain yang mampu meningkatkan kadar trombosit. Tetapi, enzim ini mudah rusak pada suhu tinggi dan memiliki rasa pahit dan bau yang kurang sedap bila dikonsumsi untuk anak-anak.
Teknologi nanoenkapsulasi digunakan untuk menutupi rasa dan aroma yang kurang sedap dari enzim papain tersebut. Langkah ini juga bisa meningkatkan stabilitas enzim papain.
"Selanjutnya nanopartikel yang didapat dibentuk permen kapas berupa serat halus yang manis dan lembut sehingga akan lebih disukai oleh anak-anak," ungkap Lidya dikutip dari rilis di laman resmi UNS, Kamis (9/11/2023).
Proses Pembuatan Permen Kapas Peningkat Trombosit
Selama proses pembuatannya, Niken yang juga anggota tim menjelaskan bila awalnya daun pepaya diekstraksi menggunakan pelarut air sehingga aman dikonsumsi. Nantinya, ekstrak ditambahkan dengan polimer kitosan dan pektin.
Hal ini berguna agar gulungan partikel berukuran nano berisi enzim papain bisa terbentuk. Proses ini juga akan melindungi enzim dari kerusakan akibat suhu tinggi dan pH yang asam serta menyamarkan bau dan rasa yang tidak enak.
Agar bisa dikonsumsi anak-anak larutan itu ditambahkan gula sebagai basis permen kapas dan cryoprotectant yang dikeringkan dengan teknik kering beku. Hasil proses ini adalah serbuk gula.
Untuk membentuknya menjadi permen kapas, serbuk gula hasil sebelumnya diolah menggunakan teknik centrifugal melt spinning. Dengan demikian, permen kapas bisa berserat halus, manis, lembut, dan mudah meleleh di mulut.
Melalui inovasi ini, Niken berharap bisa menjadi solusi untuk meningkatkan trombosit dan mengurangi angka kematian kasus DBD. Terutama bagi pasien DBD anak.
"Inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam meningkatkan keberterimaan konsumsi ekstrak daun pepaya sebagai peningkat trombosit pada pasien DBD anak," pungkas Niken.
(det/faz)