Perempuan tersebut adalah Soleha. Ia merupakan siswi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 7 Palu, Sulawesi Tengah.
Meski berada di wilayah yang cukup jauh dengan akses pendidikan tinggi yang bagus, ia tetap bertekad untuk mengejar mimpi dengan belajar hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Anak Buruh Bangunan, Penerima PIP Kemendikbud
Mimpinya mungkin tampak sulit. Sebab, selama sekolah hingga sampai jenjang SMK ini, Soleha memiliki keterbatasan ekonomi.
Ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Untuk keperluan sehari-hari di keluarganya, terkadang hanya cukup, tapi belum dengan kebutuhan untuk sekolahnya.
Namun, Soleha tak gentar dengan persoalan ekonomi. Ia ingin belajar hingga pendidikan tinggi dan akan terus berjuang untuk semangat sekolah.
Akhirnya, ia mendaftar Program Indonesia Pintar atau PIP yang dibuka oleh Kemendikbudristek melalui Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik).
Setelah melewati proses seleksi ia pun diterima. Ia resmi menjadi penerima PIP di SMKN 7 Palu dan mendapatkan bantuan pendidikan untuk kebutuhan sekolahnya.
"PIP ini sangat membantu banget, terutama dalam keperluan sekolah saya dan adik saya," ucapnya kepada detikEdu.
Raih Mimpi dan Tak Lupa Bantu Orang Tua
Usia Aca, sapaan akrabnya, mungkin masih 16 tahun. Tapi ia sudah bisa merawat mimpinya sembari berusaha membantu meringankan beban biaya orang tuanya.
Ia mengaku, masih bisa menyisihkan uang bantuan PIP untuk diberikan kepada ibunya. Selain itu, ia juga berusaha menambah uang keperluan sekolah dengan membuat usaha kecil-kecilan.
"Terkadang uangnya saya bagi kepada ibu saya untuk kebutuhan sehari hari seperti makanan dan membayar keperluan ekonomi keluarga saya," ujar perempuan kelahiran tahun 2007 itu.
"Terkadang uangnya ga cukup, tapi suka kerja sama dengan kaka untuk buat usaha kecil kecilan untuk tambah uang keperluan sekolah atau ga buat kelas lukis," imbuhnya.
Meski memiliki keterbatasan ekonomi saat sekolah, Aca tetap menunjukkan prestasinya di sekolah. Tercatat ia pernah mengikuti olimpiade sains dan IPS.
Tak hanya itu, ia juga aktif dalam organisasi hingga kepanitiaan. Bahkan ia juga menjadi Duta Moderasi 2023 di Kota Palu.
"Di SMK sekarang ambil drumband, OSIS (sekretaris) dan pramuka, suka ikut kegiatan alam juga seperti rubalang, gym dan kepanitiaan. Suka ikut olimpiade sains atau IPS, terkait di dalam duta moderasi beragama dan kepanitiaan lainnya," terangnya.
Ingin Kuliah Jurusan Hukum UGM
Saat ditanya apa impiannya setelah lulus, Aca mengaku ingin melanjutkan studi hingga ke luar pulau Sulawesi, tepatnya ke pulau Jawa.
"Setelah lulus saya ingin kuliah di UGM, saya ingin menjadi (seseorang di bidang) hukum atau psikologi," ucapnya.
Meski begitu, ia sempat mengatakan bahwa orang tuanya memberitahukan adanya keterbatasan dana jika lanjut kuliah. Namun, Aca masih ingin meraih mimpinya. Terlebih ketika mendengar adanya bantuan KIP Kuliah yang bisa memberi bantuan dana pendidikan selaman studi pendidikan tinggi.
"Kalau ada KIP Kuliah, aku mau kejar mimpi. Aku mau tunjukkin ke ibu kalau aku bisa berhasil di jalan yang aku pilih. Enggak tega sebenarnya mau tinggalin sendirian, tapi demi cita-cita, aku harus coba ambil langkah," ungkapnya.
Atas apa yang telah dilalui Aca, baginya mimpi bisa menjadi kunci. Menurutnya, yang terpenting adalah tidak merasa minder dengan kekurangan.
"Untuk teman teman di luar sana, jangan merasa minder dengan kekurangan yang kalian miliki. Tunjukkan kepada orang lain bahwa kalian bisa dan jangan mudah untuk di pandang rendah jangan pernah menyombongkan apa yang telah kita capai," ucapnya.
"Jadikan omongan jahat mereka sebagai motivasi untuk kalian melangkah ke depannya. Tetap semangat, jangan gampang menyerah," tutur siswi jurusan Nautika Kapal Niaga (NKN) tersebut.
(nah/nah)