Hilal Rafsanjani menjadi salah satu penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) dari Kemendikbudristek. Melalui ADik ini, ia kemudian bisa menjadi mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu dengan bantuan biaya hidup.
Beasiswa ADik merupakan salah satu bantuan pendidikan dari pemerintah yang bersifat afirmasi dalam rangka memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa yang memiliki kesulitan ekonomi dan daerahnya tidak terjangkau akses pendidikan.
Beasiswa ini juga memberi dukungan kepada anak dari daerah khusus, wilayah Papua, anak TKI, dan penyandang disabilitas untuk mengakses pendidikan tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hal ini, Hilal yang berasal dari Sulawesi Tenggara menerima bantuan pendidikan ADik melalui kategori 3T.
"ADik 3T. Saya berasal tepatnya di Kelurahan Kulahi, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe," katanya saat ditemui di gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untad, Kamis (2/11/2023).
Mempersiapkan Nilai agar Bisa Kuliah dengan Beasiswa ADik
Hilal mengatakan sudah mengetahui bantuan ADik ini sejak duduk di bangku SMAN 1 Wawotobi. Sejak itu, ia mulai mempersiapkan persyaratannya, termasuk nilai dan tes agar lolos ke kampus pilihan.
"Proses untuk mendapatkan beasiswa (ADik) ini pastinya sudah dimulai sejak bangku SMA. Di situ giat belajar untuk mendapatkan nilai bagus," katanya.
Sebelumnya, ia mengaku belum mengetahui tentang beasiswa ADik. Namun, pamannya yang bekerja di Dinas Pendidikan memberi tahu informasi beasiswa ADik.
"Saya mendengar beasiswa ini dari paman saya, yang bekerja di Dinas Pendidikan. Jadi dia menawarkan (untuk mendaftar) beasiswa ADik ini dengan cara menggunakan nilai yang sudah didapatkan sejak SMA. Jadi (untuk meraih beasiswa ADik) prosesnya giat belajar," imbuhnya lebih lanjut.
Melihat Peluang Kerja pada Jurusan Akuntansi
Meski saat SMA Hilal berminat pada bidang IPA yakni biologi, namun ketika menjelang lulus sekolah ia justru melihat peluang pada jurusan akuntansi.
Ia mengatakan, sebelum ujian akhir di SMA, terdapat guru yang menjelaskan tentang jurusan-jurusan di perkuliahan.
Berawal dari situlah kemudian ia melirik jurusan akuntansi hingga akhirnya berhasil diterima di Universitas Tadulako dengan jurusan tersebut.
"Saya tertarik dengan akuntansi karena di dunia pekerjaan kan fleksibel, peluang kerjanya. Karena terdapat berbagai macam profesi seperti akuntan publik, mungkin bisa jadi auditor juga," terang mahasiswa semester 3 tersebut.
Beasiswa ADik Memberi Peluang
Hilal mengatakan, apabila tidak dapat bantuan pendidikan ADik dari Kemendikbudristek, dirinya akan melanjutkan studi di wilayahnya yakni Sulawesi Tenggara.
Ia mengaku, hal itu dipikirkan karena terdapat kendala biaya. Jadi apabila tidak mendapatkan beasiswa ADik, Hilal tidak akan studi hingga ke Palu.
"Kalau tidak dapat, rencana saya tetap melanjutkan kuliah si cuman kuliah di Sulawesi Tenggara, di Universitas Haluoleo. Jadi tidak jadi merantau. Karena mungkin ada kendala biaya juga untuk merantau," terang Hilal.
Selama ini, beasiswa ADik diakuinya sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup di Kota Palu. Seperti untuk hunian kos, keperluan makan, hingga transportasi.
"Sangat membantu. Dari segi ekonomi pastinya (di rantau)," ucapnya.
Selain itu, berkat beasiswa ADik, Hilal termotivasi untuk terus mendapatkan hasil terbaik dari pembelajaran di Untad.
Terlebih, untuk bisa mendapatkan beasiswa ini sampai lulus, mahasiswa perlu mendapatkan nilai IPK yang konsisten bagus.
"Termotivasi untuk terus meningkatkan nilai. Selalu mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas-tugas, aktif dalam perkuliahan," ujar mahasiswa yang memiliki IP terakhir 3,7 itu.
Ingin Membangun Daerah
Selepas lulus nanti, Hilal mengatakan ingin mengembangkan karier di bidang akuntansi. Ia mengaku ingin bekerja di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Saya tuh kalau setelah lulus akuntansi ini, saya sangat berharap bisa bekerja di Kementerian Keuangan," ucapnya.
Meski begitu, ia tak ingin begitu saja melupakan Konawe, tempat tinggalnya. Ia mengaku ingin bekerja sebagai ASN atau semacam bank untuk awal karier. Kemudian bisa mendapatkan pengalaman lebih untuk berkontribusi.
Terlebih di mimpinya, Hilal mengaku masih ingin melanjutkan kuliah jika ada kesempatan.
"Saya berharap lagi untuk lanjut S2 terlebih dahulu. Ingin merasakan di luar Pulau Sulawesi, Jogja. Bagi saya kuliah itu sangatlah penting, karena dengan kuliah bisa berwawasan luas, sehingga kita bisa lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Walaupun tidak menjamin, tapi ada peluang (akses yang lebih)," ungkapnya.
Ke depan, ia berharap tak hanya beasiswa ADik yang kemudian bisa memastikan keberlanjutan studi anak dari 3T. Melainkan terdapat sistem pendidikan yang lebih diutamakan seperti disiplin belajar dan sistem yang bagus layaknya di Jepang.
"Harapannya (orang-orang) lebih mengutamakan pendidikan. Saya harap di Indonesia lebih mengutamakan pendidikan, terlebih di generasi-generasi muda. Karena dengan pelajar (yang andal hingga ke ahli) suatu negara akan bisa maju," tuturnya.
Di sisi lain, ia juga menginginkan di masa depan bisa membantu daerah tempat tinggal, terutama soal informasi pendidikan. Ia ingin menjadi agen pendidikan dengan cara memberi akses informasi yang lebih luas tentang dunia perkuliahan.
Terutama yang ia ketahui, terkait jurusan-jurusan yang memiliki peluang kerja luas seperti jurusan akuntansi.
"Dulu sempat ingin jadi pejabat. Ingin membangun daerah, apalagi soal pendidikan (di kampus). (Misalnya) Di daerah saya belum banyak mengetahui akuntansi ini. Mungkin saya bisa memperkenalkan tentang bagaimana jurusan akuntansi (dan peluangnya). Itu sih rencana saya," tutup Hilal.
(faz/nwk)