Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menjadi salah satu perguruan tinggi vokasi terus yang terus meningkatkan kerja sama luar negeri. Tujuan kerja sama ini dilakukan guna menghasilkan lulusan dengan kompetensi global.
Salah satu kerja sama tersebut diwujudkan dalam bentuk program magang bagi para mahasiswa. Program magang ini menjadi bagian dari kurikulum D-2 Teknik Pengelasan dan Fabrikasi Jalur Cepat atau Fast Track.
Program D-2 Teknik Pengelasan dan Fabrikasi (Fast Track) merupakan salah satu prodi di PPNS yang memungkinkan lulusan SMA/SMK dapat menempuh perkuliahan lebih cepat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Program ini akan merekognisi pendidikan, keahlian, dan sertifikasi pelatihan yang linear, yakni pengelasan. Selain itu, PPNS juga menyediakan pelatihan dan sertifikasi bagi siswa yang ingin mendapatkan pelatihan dan sertifikasi bidang pengelasan yang bisa digunakan untuk proses pendaftaran program D-2 Fast Track.
Magang di Perusahaan Eropa
Dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud RI, sampai saat ini, total ada 16 mahasiswa dari program PPNS tersebut yang telah melakukan magang di luar negeri. Terbaru, sebanyak tujuh mahasiswa PPNS kini bersiap magang ke luar negeri.
Mereka magang di berbagai perusahaan besar yang berbasis di Eropa, antara lain:
1. MSK Covertech Group - Jerman
2. Kolo Tech - Hungaria
3. Skoda Transportation - Rep. Ceko
Para mahasiswa ini akan magang selama 1-2 tahun. Selama magang, mahasiswa dapat merasakan pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan luar negeri yang dapat meningkatkan kompetensi mereka.
PPNS Terus Mengembangkan Kompetensi Mahasiswanya
Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono, mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan program serupa.
Tujuannya adalah agar semakin banyak mahasiswa yang dapat merasakan pengalaman magang di luar negeri.
"Kami akan menyiapkan skemanya agar lebih banyak mahasiswa yang dapat merasakan pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan terdepan, baik di dalam maupun luar negeri," ujar Rachmad.
Selain itu, PPNS juga telah menyiapkan skema monitoring dan supervisi selama mereka magang. Sebagai contoh, laporan akhir tiap semester dan juga supervisi dari dosen pembimbing.
Hal ini untuk mengurangi kemungkinan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama magang di luar negeri, seperti eksploitasi ataupun kekerasan.
(faz/nwk)