Ini Andi Alfian, Alumnus UGM Peraih Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 19 Okt 2023 14:00 WIB
Foto: dok. Universitas Gadjah Mada
Jakarta -

Perkenalkan ini Andi Alfian, alumnus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) program studi Agama dan Lintas Budaya yang menerima penghargaan Indonesia Netherlands Thesis Prize 2023. Dalam perjuangannya, Andi berhasil menyisihkan 39 kandidat tesis dari berbagai universitas di Belanda dan Indonesia.

Melalui tesisnya yang berjudul "Eco-relational Citizenship: Perspectives from Bara and Cindakko Indigenous Communities of Sulawesi, Indonesia", Andi berkesempatan untuk mempresentasikan penelitiannya itu di sejumlah kampus Belanda.

"Sangat bangga tentunya, setelah melalui dua tahapan seleksi yang cukup ketat akhirnya terpilih sebagai pemenang penghargaan Indonesia Netherlands Thesis 2023,"ucapnya dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (19/10/2023).

Masuk 5 Tesis Terbaik

Diketahui penghargaan yang diterima Andi diberikan oleh The Indonesia Nederland Society (INS) yang bekerja sama dengan berbagai pihak. Seperti PPI Belanda, Nuffic Southeast Asia, dan Garuda Indonesia.

Pengumumannya berlangsung pada tanggal 12 Oktober 2023 lalu. Seperti yang disebutkan Andi sebelumnya, ia telah melalui dua tahapan.

Tahapan pertama, Andi bersaing dan menyisihkan 39 kandidat tesis dari berbagai universitas di Belanda dan Indonesia. Tahapan itu, menyisakan 5 tesis terbaik salah satunya Andi Alfian yang mewakili UGM.

Selama prosesnya, seleksi dilakukan juri yang terdiri dari parah ahli Belanda dan Indonesia. Seperti Prof Diana Suhardiman (KITLV, Leiden University), Prof Bambang Hari Wibisono (UGM), Martin Drenth (University of Groningen), Indy Hardono (Nuffic Southeast Asia), dan Dr Isti Hidayati (UGM).

Hasil penjurian menyatakan Andi yang juga pendiri Sekolah Anak Muda ini terpilih menjadi pemenang dari penghargaan Indonesia Netherlands Thesis 2023.

Mengkaji Komunitas Bara dan Cindakko di Sulawesi

Seperti judulnya, tesis yang ditulis Andi mengkaji pengetahuan adat komunitas Bara dan Cindakko di Sulawesi Selatan. Ia memilih menggunakan studi etnografi.

Berdasarkan riset, Andi melihat bila dua komunitas ini memproduksi pengetahuan khusus terkait konsep kewargaan eko-relasional. Hasilnya, ada hubungan tak terpisahkan antara kewargaan masyarakat adat dan alam yang mereka tempati.

Konsep kewargaan eko-relasional ini membuat Andi mengajukan berbagai kecenderungan. Seperti dualistik-hirarkikal-antroposentrik.

Konsep ini memisahkan manusia dan non-manusia, yang marak dalam praktik dan diskursus demokrasi dan lingkungan.

"Konsep kewargaan eko-relasional dari pengetahuan adat Bara dan Cindakko ini dapat mengatasi pemisahan itu dan mempromosikan kewargaan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,"papar.

Selama penelitiannya, Andi juga menawarkan voluntarisme sebagai strategi yang bisa digunakan untuk prores pengembangan kewargaan masyarakat. Sehingga pengetahuan adat tidak menghilangkan akar budaya masyarakat adat.

"Hal tersebut dapat mengakomodasi pengetahuan adat dalam pengembangan sehingga praktik pengembangan tidak mencerabuti masyarakat adat dari konteks aset yang dimiliki masyarakat adat," tutupnya.



Simak Video "Video: Momen Mahasiswa UGM Kejar Mobil Rektor Dipicu Diskusi Ditutup"

(det/nwk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork