Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil merancang teknologi yang bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit pada tembakau lewat ultrasound tanaman.
Mengutip laman UB kelima mahasiswa tersebut antara lain Aisya Rahma, Aqila Aziz, Dely Dahlia, Faris Febrian Hadinata, dan Satriya Bagas Framula. Mereka didampingi dosen pembimbing yakni Muhammad Akhid Syib'li, SP, MP, PhD.
Teknologi tersebut sebelumnya mereka gunakan untuk menggali potensi ultrasound yang dihasilkan tanaman tembakau. Selain itu, teknologi ini berfungsi untuk mendeteksi secara dini penyakit lanas yang kerap menyerang tembakau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, tim melakukan penelitian untuk menyingkap pemahaman masyarakat yang selama ini menganggap hanya hewan dan manusia saja yang dapat mengeluarkan suara. Nyatanya, tanaman juga bisa bersuara saat dalam keadaan sakit, namun suaranya tidak bisa didengar manusia.
Tanaman Sakit Mengeluarkan Frekuensi Ultrasound
Setelah tim melakukan perekaman ultrasound, hasil menunjukkan bahwa stres tanaman akibat cekaman biotik diakibatkan oleh Phytophthora nicotianae. Ultrasound tersebut juga dikeluarkan akibat adanya perubahan struktur pada jaringan pengangkut tanaman.
Ultrasound yang dihasilkan oleh tanaman ini memiliki potensi besar sebagai sistem deteksi dini penyakit yang sulit diketahui pada masa awal infeksi.
Dengan bantuan alat tersebut, upaya pencegahan kerusakan pada tanaman bakau akibat Phytophthora nicotianae bisa dicegah sebelum tanaman tersebut terkena serangan secara masif. Pencegahan pun bisa lebih efisien jika tindakan dilakukan dengan tepat pada target sasaran.
Sebagai informasi, penyakit lanas adalah masalah pada tanaman tembakau yang bisa mengakibatkan kehancuran pembuluh angkut pada area pangkal batang. Penyakit tersebut dapat berdampak pada kerusakan bagian akar dan tangkai tembakau.
Selain itu, penyakit lanas ini dapat menyumbat aliran air dan unsur hara dari tanah. Lebih luasnya, penyakit pada tembakau ini dapat menghambat proses fotosintesis, kelayuan pada tanaman, hingga akhirnya mati.
Dampak lebih parahnya adalah para petani tembakau dapat mengalami gagal panen.
(cyu/nwk)