Mahasiswa UGM Bersuara, Isu Ketenagakerjaan Dinilai Penting untuk Diangkat Capres

ADVERTISEMENT

Mahasiswa UGM Bersuara, Isu Ketenagakerjaan Dinilai Penting untuk Diangkat Capres

Cicin Yulianti - detikEdu
Jumat, 06 Okt 2023 14:30 WIB
Ilustrasi instruktur tenaga kerja
lustrasi pekerja. Foto: Kemnaker
Jakarta - Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) merilis hasil survei pendapat mahasiswa tentang pilihan politik, mengingat pelaksanaan pemilu akan digelar pada Februari 2024 mendatang.

Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 47,30% mahasiswa berpendapat bahwa isu ketersediaan lapangan kerja penting untuk diangkat oleh calon presiden (capres). Mahasiswa menilai isu tersebut belum banyak diangkat para capres.

"Hasilnya, yang pertama memang paling tinggi itu adalah isu tentang ketersediaan lapangan kerja, sebesar 47.30%. Dan sayangnya, jawaban mayoritas dari mahasiswa adalah bahwa isu ini belum terlalu banyak diangkat oleh capres," terang Faiz Kasylfiham, peneliti PolGov UGM, dikutip dari laman kampus tersebut, Jum'at (6/10/2023).

Libatkan 719 Mahasiswa di Indonesia

Faiz Kasylfiham, peneliti PolGov UGM menyebut bahwa survei tersebut melibatkan 719 mahasiswa dari 31 perguruan tinggi di seluruh provinsi Indonesia. Adapun waktu pengumpulan opini dilakukan selama dua bulan yakni pada 24 Juni - 7 Agustus 2023.

Sementara usia responden berada dalam rentang 18-25 tahun dengan proporsi laki-laki sebanyak 61% dan perempuan sebanyak 39%.

Dosen DPP UGM, Arya Budi mengatakan bahwa mahasiswa dipilih karena dianggap sebagai kelompok yang cukup dominan serta memiliki perhatian yang tinggi terhadap isu politik. Mahasiswa pun kerap memiliki pengaruh yang besar terhadap publik.

"Kalau dihitung dari sekarang masa kampanye ini kurang lebih satu bulan lagi, ya. Siapapun yang akan menjadi presidennya, itu adalah pilihan dari 200 juta orang lebih. Hal penting lain adalah, pemilih cenderung memilih yang agak signifikan berdasarkan proporsi, yaitu kelompok pemilih muda. Berdasarkan data kami ini ada 50% setara dengan 100 juta lebih. Nah dari jumlah tersebut, ada kelompok yang bisa memengaruhi kelompok lainnya untuk memilih, yaitu mahasiswa," lanjut Arya.

Tanggapan Mahasiswa soal Lapangan Kerja

Respon mahasiswa yang banyak berpendapat soal isu ketenagakerjaan dilatarbelakangi oleh kelas ekonomi mahasiswa. Sebanyak 35,27% mahasiswa merasa kurang yakin bisa mendapatkan pekerjaan pasca lulus.

Isu tersebut menjadi prioritas karena ada kaitannya dengan persaingan yang semakin tinggi. Selain isu ketenagakerjaan, isu kedua yang paling banyak disuarakan mahasiswa untuk diangkat oleh capres adalah penegakkan hukum, dan isu biaya pendidikan.

Di sisi lain, Arya mengungkap bahwa sebanyak 40,12% mahasiswa mengaku yakin bisa mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Dengan begitu, secara keseluruhan terdapat dua sisi pendapat mahasiswa terkait ketenagakerjaan dalam survei tersebut.

Dalam proses survei tersebut, mahasiswa diposisikan sebagai pengamat saat ditanya isu penting yang perlu diangkat capres. Sedangkan saat responden diposisikan sebagai pencari kerja, mereka merasa kesulitan mendapatkannya.

"Jadi, ini dua hal yang berbeda. Rasa aman mereka terhadap pasca kampus akan seperti apa. Dan bagaimana prospek yang disediakan oleh pilihan-pilihan politik di tahun depan. Kalau misalnya ada capres yang membuka peluang pasar kerja bukan sekedar relasi industrial, seperti entrepreneurship. Apalagi sekarang dengan media digital. Tentunya itu akan menjadi ceruk baru," terang Arya.

Arya menambahkan bahwa hasil survei tersebut masih perlu ditelusuri lebih lajut lantaran pemaknaan mahasiswa soal lapangan pekerjaan merupakan keresahan utama. Hal tersebut juga didasari oleh perbedaan lapangan kerja di sektor formal dan pekerjaan non formal. (cyu/cyu)


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads