Kisah Pelajar Bersepeda hingga ke Al Azhar untuk Beasiswa, Terjang Wilayah Konflik

ADVERTISEMENT

Kisah Pelajar Bersepeda hingga ke Al Azhar untuk Beasiswa, Terjang Wilayah Konflik

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 26 Sep 2023 08:30 WIB
Kisah Pelajar Bersepeda hingga ke Al Azhar untuk Beasiswa
Foto: Nahla Elseidy/FAcebook via BBC
Jakarta -

Seorang pelajar asal Guinea bersepeda melewati sejumlah negara di kawasan Afrika Barat sejauh 4.000 kilometer untuk mendapatkan kursi di kampus Al Azhar, Mesir. Perjalanan ini memakan waktu selama empat bulan dan melintasi negara-negara yang tengah dilanda militan dan kudeta.

Perjuangan melewati panas terik dan kawasan konflik pun berbuah manis bagi Mamadou Safayou Barry. Dia berhasil diterima di universitas impian.

Seperti dikutip dari laporan BBC, dia mengaku sangat-sangat bahagia setelah memperoleh beasiswa dari Universitas Al Azhar. Ayah satu anak itu mengatakan, meski dia tidak memiliki biaya untuk mengambil jurusan Studi Islam Al Azhar dan naik pesawat ke Mesir, reputasi kampus membuatnya mengambil risiko untuk melakukan perjalanan melalui Mali, Burkina Faso, Togo, Benin, Niger, dan Chad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lewati Negara-negara Berkonflik

Perjalanan tersebut tentunya bukan hal yang mudah. Barry mendapatkan kecurigaan saat melewati beberapa negara.

Di Mali, Burkina Faso, dan Nigeria. Kudeta yang terjadi baru-baru ini juga mengganggu kestabilan politik.

ADVERTISEMENT

"Sangat sulit ketika melewati negara-negara ini karena mereka sekarang ini tidak aman," kata dia.

"Mereka memiliki banyak masalah dan masyarakat di sana sangat ketakutan. Di Mali dan Burkina Faso, orang-orang melihat saya seakan saya adalah orang jahat. Di mana-mana yang saya lihat adalah para militer dengan senjata besar serta mobil mereka," ungkapnya.

Barry mengaku sempat ditangkap dan ditahan tiga kali tanpa alasan yang jelas, dua di antaranya di Burkina Faso dan satu kali di Togo.

Untungnya, keberuntungan turun kepada Barry saat dia sampai di Chad. Seorang jurnalis mewawancarai Barry dan memposting kisahnya secara online. Pemberitaan ini akhirnya memicu beberapa orang dermawan untuk mendanainya naik pesawat ke Mesir. Artinya, Barry tak perlu bersepeda melewati Sudan yang kini merupakan zona perang.

Beasiswa yang diterima Barry membuatnya sulit berkata-kata.

"Saya tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya saya waktu itu. Saya sangat bersyukur kepada Tuhan," kata dia.

Menurutnya, cobaan dalam ekspedisinya ini telah lama terlupakan dan tergantikan dengan kebahagiaan lantaran dapat menyebut dirinya sebagai mahasiswa Al Azhar.

Pada 5 September lalu, Barry sampai di Kairo. Upayanya bersepeda ribuan kilometer diganjar pertemuan dengan dekan Studi Islam Al Azhar, Dr Nahla Elseidy.

Setelah berbicara dengan barry, dekan menawarkannya beasiswa penuh di Studi Islam Al Azhar.

Dekan dari Al Azhar mengatakan melalui media sosialnya bahwa kampus ingin menawarkan ilmu ke pelajar di seluruh dunia. Pandangan tersebut diartikan, "Tidak hanya mencakup mahasiswa internasional di Mesir, tetapi juga meluas ke luar negeri. Al-Azhar menerima mahasiswa dari semua negara, merawat mereka, dan menawarkan mereka beasiswa."




(nah/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads