Kisah Apia, Anak Petani yang Raih Beasiswa S1-S3 di UGM

ADVERTISEMENT

Kisah Apia, Anak Petani yang Raih Beasiswa S1-S3 di UGM

Nikita Rosa - detikEdu
Kamis, 07 Sep 2023 13:30 WIB
Apia, Anak Petani Peroleh Beasiswa S2-S3 di UGM
Apia, Anak Petani Peroleh Beasiswa S2-S3 di UGM. (Foto: UGM)
Jakarta -

Apia Dewi Agustin lagi-lagi menginspirasi. Setelah setahun yang lalu menarik perhatian sebagai anak petani yang menempuh kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM), Apia kembali menggerakkan hati warganet.

Apia berhasil dinyatakan lulus dari prodi S1 Akuntansi FEB UGM dengan predikat Cumlaude pada 2022 silam, mematahkan stigma anak kampung dengan kondisi perekonomian terbatas sulit untuk kuliah.

Ia berkuliah tanpa dipungut biaya apapun dengan memanfaatkan beasiswa Bidikmisi dan beasiswa KAFEGAMA (Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM). Setahun berlalu, Apia kembali berkesempatan melanjutkan studi pascasarjananya di UGM secara gratis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latar Belakang Apia

Apia lahir dari di salah satu pelosok desa yang jauh dari pusat kota di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Ayahnya seorang petani yang tidak pernah menempuh pendidikan formal.

Perekonomian keluarganya sempat goyah ketika sang ayah meninggal dunia saat Apia berada di semester 5 jenjang S1. Untuk hidup sehari-hari, mereka mengandalkan hasil jualan dari toko kelontong kecil yang dikelola sang ibu yang hanya lulusan sekolah dasar.

ADVERTISEMENT

"Dari jualan ibu itu ya hasilnya hanya pas-pasan saja untuk hidup sehari-hari," tuturnya dalam situs UGM dikutip Kamis (7/9/2023).

Namun begitu, kondisi tersebut justru menjadi semangat Apia untuk tekun belajar dan berprestasi sejak bangku sekolah. Sejak SD hingga SMA, ia selalu menjadi bintang kelas.

Sadar dengan kondisi keluarga yang serba terbatas, Apia memaksimalkan waktu kuliahnya. Ia aktif melakukan kerja paruh waktu dengan menjadi asisten dosen, kelas, penelitian, hingga laboratorium untuk menambah ilmu dan tentunya uang saku.

"Saya selalu ingat pesan bapak ibu. Meski orang tua tidak sekolah, anak-anak harus bisa sekolah sebab dibekali harta akan ada habisnya, tetapi jika dibekali ilmu akan abadi," jelasnya.

Dapat Beasiswa S2-S3

Apia berhasil mendapatkan beasiswa untuk pendidikan pascasarjananya lewat beasiswa PMDSU (Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemendikbudristek.

Apia menjelaskan proses seleksi beasiswa termasuk ketat. Beasiswa PMDSU hanya dibuka dua tahun sekali, dengan persyaratan lulusan pendaftar maksimal satu tahun terakhir untuk program sarjana dan usia tidak lebih 24 tahun. Tak hanya itu, beasiswa ini juga tidak dibuka di semua universitas di Indonesia.

Apia menjadi salah satu dari 300 penerima beasiswa tersebut. Ia berkesempatan untuk menempuh pendidikan pascasarjana secara akselerasi di jenjang S2 dan S3 maksimal 4 tahun mulai tahun 2023 ini.

Saat ini, Apia sedang terdaftar sebagai mahasiswa semester 1 pascasarjana di Magister Sains dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM di program studi Akuntansi.

"Sekalipun dari pelosok desa, anak dari seorang petani yang tidak mendapatkan akses pendidikan formal, ekonomi pas-pasan, orang tua pun juga sudah tidak lengkap, tetap jangan pernah takut untuk bermimpi besar. Kita berhak untuk bermimpi tinggi dan meraihnya. Doakan, semoga ilmu yang diperoleh berkah dan bisa selalu bermanfaat untuk sesama," pesan Apia yang bercita-cita ingin menjadi akademisi dan peneliti.




(nir/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads