Cerita penuh kebanggaan kembali datang dari putra terbaik bangsa yang berhasil kibarkan Sang Saka Merah Putih di tingkat dunia. Ia adalah Arsa Wening Arrosyad, remaja yang baru berusia 17 tahun dan duduk di bangku kelas 11 MilBos International Bogor.
Arsa baru-baru ini berhasil capai Juara Umum kompetisi International Horseback Archery 2023 di Rusia. Dikutip dari Kantor Berita Antara Sulawesi Tengah, Rabu (6/9/2023) Arsa mendominasi semua kategori pertandingan yakni Raid Korea 235, Tower 90 dan Hunt Track.
Pada kategori Tower 90 dan Hunt Track (berburu), Arsa sukses meraih emas dan kategori Raid Korea 235 meraih perunggu. Dengan memenangi tiga kategori pertandingan ia ditetapkan sebagai Juara Umum mengungguli 6 negara lain yakni Rusia, Turki, Saudi Arabia, Pakistan, Uzbekistan, dan Kyrgyzstan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diperkenalkan Panahan Sejak SD
Kepada detikEdu, Arsa bercerita bila ia pertama kali mengenal panahan berkuda atau panahan tradisional horsebow sejak kelas 4 SD di tahun 2016 dari sang ayah. Kala itu ia belajar memanah terlebih dahulu baru belajar berkuda.
Pada tahun 2019, Arsa mulai mempelajari olahraga panahan berkuda secara serius di Perkumpulan Panahan Berkuda Indonesia (KPBI) hingga Juni 2023. Namun untuk mempercepat kemahirannya, sang ayah yakni Sunaryo Adhiatmoko mengirimnya ke Turki dan Polandia untuk berlatih panahan berkuda.
Menurut Arsa, olahraga ini sangat menantang karena menggabungkan kemahiran memanah sambil berada di atas kuda yang berlari kencang. Dengan demikian, Arsa dilatih untuk menggunakan semua fungsi panca indera dengan baik.
"Perlu kemampuan memanah cepat di bawah 2 detik secara akurat dan perlu mampu riding kuda yang tenang dan stabil agar mencapai akurasi. Sehingga prinsipnya cepat, tepat dan akurat. Semakin riding kuda tenang dan sebisa mungkin badan tidak banyak gerakan maka akan semakin akurat bidikan," jelas Arsa ditulis Rabu (6/9/2023).
Menariknya, tak hanya Arsa, kedua saudaranya juga ikut menekuni bidang olahraga yang serupa. Keduanya adalah Kharisma Zaky (kakak Arsa) dan Arum Nazlus Shobah (adik Arsa).
Terkait hal tersebut, Sunaryo menjelaskan bila awalnya ia memiliki kerisauan dengan pendidikan anak-anaknya. Hingga akhirnya menemukan olahraga panahan berkuda yang kemudian dijadikan sebagai bagian instrumen pendidikan yang paling ideal.
Terlebih dalam prosesnya, olaharga ini memfungsikan panca indera anak-anaknya dengan baik. Olahraga ini benar-benar memerlukan fokus, fisik, strategi, feeling, dan insting yang digunakan pada waktu yang bersamaan.
"Jadi motivasi semuanya adalah mendidik anak-anak. Akhirnya saya mencari berbagai informasi tentang panahan berkuda. Lalu mengirim anak-anak belajar juga ke Turki dan Polandia sebagai negara-negara yang tradisi panahan berkudanya sedang tumbuh dan berkembang," jelas Sunaryo lebih lanjut.
Buah kesabaran dan kerja keras anak-anaknya terbukti berakhir manis. Mengutip laman Kementerian Agama Republik Indonesia, Arsa tercatat sebagai anggota termuda dari World Traditional Archery Organization (WTAO) sebuah organisasi panahan tradisional dunia yang berpusat di Korea.
Ia juga banyak memenangkan kejuaraan baik tingkat nasional seperti Turnamen Nasional Panahan Tradisional Horsebow di Yogyakarta pada November 2017. Turnamen Daarut Tauhid Bandung, dan Festival Keraton Se-Nusantara di Keraton Kesepuhan Cirebon.
Sedangkan di tingkat Internasional, anak kelahiran Depok tahun 2006 ini tak kalah bersinar seperti di ajang World Traditional Archery Festival di Yencheon, Korea (Oktober 2017), Horseback Archery Cup 2021, Turki (Juni 2021) dan masih banyak lagi.
![]() |
Bahkan di tahun 2023 ini, Arsa sudah mengikuti tiga kompetisi tingkat dunia yakni di Qatar, Polandia dan Rusia. Dari tiga kompetisi itu, Arsa berhasil menjajakan kaki di podium kemenangan.
"Di Qatar dapat Al-Faris Thropy, di Polandia Juara II dan Juara III Umum, dan di Rusia Juara di 3 kategori yang menempatkan Arsa sebagai Juara Umum," ungkapnya.
KLIK HALAMAN SELANJUTNYA... Kompetisi Pakai Biaya Pribadi
Simak Video "Video: Alasan di Balik Pemilihan Daerah Pembangunan SMA Unggulan Garuda Baru"
[Gambas:Video 20detik]