Inovasi tim mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) "menyulap" limbah ikan mujair menjadi bahan bernilai ekonomis berhasil menggaet pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tim Biochitochromis yang terdiri atas Hamdani Ahmad Dzulqornain, Muhammad Faudzil Adhim, Savitri Shabira Dewanthy, Miftahur Raifah, dan Riza Nurmalita sukses mengembangkan bioplastik menggunakan sisik ikan mujair.
Ide inovasi tersebut berawal dari isu sampah plastik di Indonesia. Hamdani, salah satu anggota menuturkan, bioplastik menjadi salah satu solusi yang menarik minat mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari banyaknya solusi mengenai sampah plastik yang dapat kami pikirkan, terdapat sebuah solusi yang menarik minat kami yaitu menggunakan bioplastik," tutur Hamdani dalam situs Unair dikutip Jumat (25/8/2023).
Gunakan Sisik Ikan Mujair
Bioplastik yang diciptakan Tim Unair menggunakan bahan dasar pati jagung dengan tambahan gliserol dan kitosan. Gliserol adalah bahan tambahan yang berfungsi sebagai pemlastis untuk meningkatkan elastisitas bioplastik.
Ikan mujair berfungsi menyediakan kitosan. Kitosan bertugas menjaga agar bioplastik tidak mudah putus. Tim mengaku memilih ikan mujair karena ketersediaan melimpah dan mudah berkembang biak.
"Selain itu, peminat ikan mujair lebih sedikit dan harganya juga lebih murah sehingga dapat menekan angka produksi kami," terang Hamdani.
Bentuk Produk dari Nol
Di bawah bimbingan Dr Eng Sapto Andriyono SPi MT, kelima mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Perikanan ini mulai mengembangkan produk bioplastik mereka. Mulai dari pengambilan kitosan dari ikan mujair hingga pembuatan bioplastik.
"Pembuatan bioplastik mulai dari pencampuran seluruh bahan seperti pati jagung, aquades, gliserol, dan kitosan hingga homogen kemudian dilakukan pencetakan dan ditunggu hingga kering setelah dimasukan oven," papar Hamdani.
Hamdani mengakui pengembangan produk bioplastik tidaklah mudah. Ia dan tim mengaku kesulitan saat harus menyaring serbuk sisik ikan dari air.
"Sempat kesulitan menyaring serbuk sisik ikan dari air. Kami mencari cara lain dengan menyaring menggunakan kertas saring ukuran kecil sehingga membutuhkan waktu yang lama," jelasnya.
Kendati berbagai rintangan yang dihadapi, mereka berharap penelitian inovasi dari ikan mujair ini dapat membantu mengatasi permasalahan plastik di masa depan.
(nir/pal)