Perubahan Iklim Sangat Mengkhawatirkan, Pakar Unesa Singgung Peran Instansi Pendidikan

ADVERTISEMENT

Perubahan Iklim Sangat Mengkhawatirkan, Pakar Unesa Singgung Peran Instansi Pendidikan

Cicin Yulianti - detikEdu
Senin, 21 Agu 2023 10:00 WIB
People cruise along the path north of the pier in Huntington Beach, Calif., Friday, June 30, 2023. (Jeff Gritchen/The Orange County Register via AP)
Perubahan iklim membuat cuaca semakin panas. Foto: AP/Jeff Gritchen
Jakarta - Tahun 2023, Organisasi Meteorologi Dunia atau WMO mengeluarkan laporan, bahwa suhu udara bumi lebih panas dari sebelumnya dan akan terjadi El Nino. Isu tersebut akhirnya semakin disorot oleh banyak peneliti dan praktisi dunia.

Fenomena El Nino ini diprediksi akan terjadi hingga lima tahun ke depan. El Nino merupakan fenomena cuaca di mana adanya peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik yang mengakibatkan perubahan signifikan terhadap iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.

Terkait hal tersebut, dosen FMIPA Eko Hariyono menyebut perlu adanya komitmen bersama dari berbagai pihak untuk mengatasi dampak dari fenomena ini. Pemerintah, perguruan tinggi, dan seluruh satuan pendidikan menurutnya harus ikut berkontribusi.

Pentingnya Riset Baru

Eko mengatakan bahwa selama 17 tahun terakhir suhu mengalami peningkatan 12% hingga kenaikan air laut mencapai 151%. Angka tersebut diperoleh setelah mengukur beberapa parameter.

Selain itu, potensi bencana alam karena perubahan iklim ini akan semakin besar. Perubahan iklim pun disebut bisa mengubah pola bencana alam dan menghadirkan tantangan berbeda bagi beberapa wilayah di Indonesia.

Oleh karena itu, riset baru dari institusi pendidikan sangat penting guna mendorong tujuan bumi berkelanjutan atau lebih dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

Peran Instansi Pendidikan Hadapi Perubahan Iklim

Meskipun perubahan iklim adalah tanggung jawab semua pihak atau seluruh masyarakat, namun Eko mengatakan akan lebih efektif jika isu ini dibahas ke ke dalam kelas-kelas pembelajaran siswa atau mahasiswa.

Guru atau dosen nantinya memiliki tugas untuk memberikan pengetahuan soal perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan, bukan sekadar ilmu sains.

"Guru sains harus mendorong literasi dan kesadaran siswa saat belajar sains juga ke arah kesadaran lingkungan atau perubahan iklim," ucapnya.

Menurutnya instansi pendidikan memegang peran penting dalam membangun aksi sadar lingkungan terlebih soal perubahan iklim ini. Siswa dan mahasiswa bisa mulai mengatasi perubahan iklim yang semakin memburuk lewat membuat hidroponik, mengurangi sampah atau limbah, hingga kebiasaan menanam dan merawat pohon atau tumbuhan.

"Langkah kecil ini penting digalakkan bersama, semua pihak dan semua sekolah untuk mengatasi tantangan perubahan iklim berkepanjangan," tandas Eko.


(cyu/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads