Salah satu mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Shakila Putri Ryanda memiliki cerita menarik mengenai kegigihannya. Maba yang dikenal sebagai Shasa itu ditolak 15 kali dari berbagai institusi lain, sebelum akhirnya berhasil masuk FK Unair melalui jalur mandiri.
Shasa mengaku banyak jatuh bangun yang dilaluinya. Proses ini menurutnya juga mengajarkan untuk berjuang hingga titik penghabisan.
Dua hal utama yang menjadi motivasi Shasa untuk terus berjuang adalah ketekunan dan semangat pantang menyerah. Dukungan serta motivasi orang terdekat pun menjadi bahan bakar utama baginya untuk terus berusaha.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan ini meyakini, usaha tidak akan mengkhianati hasil. Selain itu, Shasa percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana baik yang barangkali belum terungkap.
Shasa memang mengimpikan menjadi dokter sejak kecil, dengan anggapan bahwa dokter berkemampuan untuk berdampak besar bagi kemanusiaan. Mimpi inilah yang kemudian menjadi pecut untuk tidak menyerah.
"Diterima di FK UNAIR adalah hadiah terbaik bagi saya karena mengajarkan kesabaran, kegigihan, dan keikhlasan," ujarnya, disebutkan dalam rilis laman resmi kampus.
Diterima Sejumlah FK Lain
Saat menanti pengumuman penerimaan, tak terkecuali Shasa juga merasakan ketegangan. Semula, dia merasa tertekan dengan pengumuman yang sebelumnya menolaknya. Kendati demikian, seiring waktu dia belajar untuk menerima hasil dengan lapang dada.
"Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa yang penting adalah usaha yang kita berikan. Hasilnya, biarlah Tuhan yang menentukan," kata dia.
Perjalanan Shasa mendapatkan prodi impian juga disebut sempat viral di TikTok.
Shasa pada akhirnya memilih FK Unair, meski diterima di sejumlah FK lainnya. Pengalaman dan jejak rekam alumni kampus menurutnya menjadi pertimbangan khusus.
Tak hanya itu, program Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga menjadi daya pikat pula bagi Shasa. Baginya program ini dapat menjadi wadah untuk mewujudkan aksi sosial. Menurut Shasa, program ini sejalan dengan salah satu dokter inspirasinya, yakni RS Apung milik dr Lie A Dharmawan.
Sadar Tuntutan sebagai Mahasiswa FK
Shasa sadar bahwa menjadi mahasiswa kedokteran memiliki tantangan dan tuntutan akademis yang tinggi. Meski begitu, dia mempunyai strategi khusus untuk menghadapi tekanan belajar dan agar bisa menjaga keseimbangan dalam kehidupannya.
Menurut Shasa, pengalaman selama proses seleksi mengajarkan bagaimana mengatur waktu secara bijak. Bagi Shasa, prioritas utamanya adalah belajar karena hal ini menjadi kebutuhan.
Berikutnya, Shasa menyebut akan meluangkan waktu untuk bermain bersama teman, menyalurkan hobi, dan hal lainnya sebagai bentuk apresiasi atas kerja kerasnya. Melalui pendekatan work-life balance, dia merasa dapat mengurangi tekanan dan risiko kelelahan ketika belajar.
Shasa berambisi untuk memberikan kontribusi nyata dalam riset dan penelitiannya agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Dia bercita-cita meningkatkan kesadaran kesehatan mental di Indonesia.
Kelak, Shasa ingin melanjutkan studi di bidang spesialis psikiatri.
(nah/nwk)