Sebuah kisah inspiratif datang dari mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bernama Putri Atmawan Pujaningsih. Cerita tentang tekad dan kegigihan mengubah nasib lewat jalur pendidikan.
Anak dari orang tua yang bekerja sebagai petani di Desa Tambaksari, Poto Tano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut berhasil lolos masuk UGM lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Putri mengatakan awalnya khawatir jika tidak lolos beasiswa KIP Kuliah di samping kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan. Namun, dukungan kedua orang tua membuat dirinya terus berusaha untuk mengikuti SNBP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sempat sedikit ragu takut nggak lolos beasiswa (KIP Kuliah), takutnya nggak bisa biayain karena ada kakak saya yang masih kuliah. Bapak pesan kalau tidak lolos di negeri (PTN) tidak bisa lanjut kuliah dulu. Saya tetap berani daftar lewat jalur SNBP. Saya rajin salat dan berdoa agar bisa lolos," kata Putri dalam keterangan tertulis UGM, dikutip Senin (24/7/2023).
Orang Tua Berprofesi Petani
Kedua orang tua Putri merupakan petani yang menanam jagung di lahan HGU milik perusahaan seluas kurang dari satu hektare. Namun tidak selalu menguntungkan, menurut ibu Putri, Hadiatullah panen tahun ini berkurang.
Jika cuaca bagus dan musim hujan mendukung, bisa turun menanam hingga dua kali setahun. Dalam sekali panen, ia bisa mendapat sekitar 5-6 ton per hektare. Keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp 10 - 12 juta.
"Uang hasil panen tergantung harga, bisa bawa pulang Rp12 juta dibagi buat bayar buruh, bayar hutang karena kita sudah ambil duluan utang beli bibit dan pupuk," kata Hadiatullah.
Jika musim sedang tidak mendukung, Hadia bersama suaminya Kiswanto memilih untuk menggembala kambing milik tetangga. Dalam kondisi mendesak, ia bisa menjual kambing tersebut atas izin pemiliknya.
Putri Belajar Sambil Angon Kambing
Saat menempuh pendidikan di SMAN 1 Poto Tano, Putri mengaku dirinya langganan juara kelas. Selain rajin belajar, ia juga aktif mengikuti kegiatan OSIS, Pramuka, dan Pasukan Baris Berbaris.
"Selama di SMA selalu juara satu. Kalau ada PR saya serahkan paling duluan," katanya.
Bahkan, saat sang ibu menyuruh dirinya menggembala kambing, Putri tetap belajar dengan membawa buku dan ponsel. Menurutnya, menggembala kambing merupakan kegiatan tambahan bagi penduduk Tambaksari yang hanya mengandalkan pertanian tadah hujan.
"Jika tidak bertani ya gembala sapi dan gembala kambing di sini," paparnya.
Diterima di Fakultas Kedokteran Gigi
Berkat kegigihannya belajar selama duduk di masa SMA, ia dapat berhasil lulus di prodi Hygiene Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi. Kuliah di UGM pun menurutnya sudah menjadi impiannya sejak duduk di bangku SMP.
"Sejak dulu sudah pengen kuliah di UGM. Kampus terfavorit dan peminatnya banyak. Siapa juga yang tidak mau kuliah di kampus terbaik di Indonesia," katanya.
Setelah lulus, ia berharap bisa mengabdi sesuai profesi yang ia miliki di tanah kelahirannya. Ia ingin menjadi tenaga medis perawatan gigi.
"Mau kerja di rumah sakit. Mengabdi di daerah sendiri nantinya," katanya.
Akhirnya Putri mampu mewujudkan impiannya berkuliah di UGM dengan biaya gratis. Ia mendapatkan UKT 0 atau UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100%.
(pal/pal)