Cerita Mahasiswa Unesa Asal Afrika Jalani Ramadan di RI, Durasi Puasa Beda

ADVERTISEMENT

Cerita Mahasiswa Unesa Asal Afrika Jalani Ramadan di RI, Durasi Puasa Beda

Cicin Yulianti - detikEdu
Selasa, 11 Apr 2023 15:00 WIB
Isata dan Matty
Foto: Dok. Unesa
Jakarta -

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memiliki beragam mahasiswa baik warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA). Dua dari sekian mahasiswa asal luar negeri, yakni Haja Aisata Rajai Jallow dan Matty Senghore yang berasal dari Gambia, Afrika Barat menceritakan pengalaman barunya menjalankan puasa di Indonesia.

Dalam laman Unesa, Haja yang akrab disapa Isata mengatakan, bahwa durasi puasa di Indonesia lebih cepat dibandingkan negara asal mereka. Ia pun sempat kaget karena melihat pria di Indonesia menggunakan sarung saat menjalankan ibadah salat.

Pemandangan tersebut tidak akrab di mata Isata karena di negaranya para pria menggunakan celana atau setelan gamis saat menjalankan sholat. Menurutnya, kain berupa sarung digunakan oleh para perempuan di Gambia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun menyebut bahwa sarung Indonesia menjadi sangat khas dan ciri bagi masyarakatnya. Isata melihat sarung di Indonesia memiliki warna yang variatif, tampak elegan, dan praktis.

Suasana Puasa yang Berbeda

ADVERTISEMENT

Tidak hanya soal sarung, Isata menilai bahwa tradisi puasa di Indonesia sangatlah berbeda, salah satunya soal iftar. Menurutnya, orang-orang atau anak muda di Indonesia cenderung mencari takjil di luar atau makan di luar daripada di rumah.

Menurutnya, masyarakat memperlihatkan keakrabannya saat menyiapkan buka puasa maupun saat menyantapnya.

"Saya kira banyak yang masak di rumah di sini (Indonesia dan orang-orang senang berkumpul bersama keluarga, tetapi juga ada yang membeli takjil di luar," ujar Isata dalam laman Unesa, dikutip Selasa (11/4/2023).

Sementara itu, menurut Matty, ia dan Isata tidak sering keluar untuk membeli takjil. Mereka lebih sering memasak di rumah karena hal tersebut merupakan kebiasaan di negara asalnya untuk memastikan kandungan di dalam makanan terjamin dan bisa lebih efisien.

Mereka pun memilih untuk tetap di rumah karena sebagai mahasiswa, mereka harus tetap mengerjakan tugas kuliah di tengah menjalankan ibadah puasa.

Masyarakat Indonesia Ramah dan Dermawan

Menurut Isata dan Matty, masyarakat di Indonesia memiliki semangat yang tinggi. Mereka melihat orang-orang di Indonesia ramah dan dermawan karena suka menolong dan memberi kepada sesama.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya warga yang berbagi takjil menjelang buka puasa maupun berbagi takjil usai salat tarawih. Selain itu, dua wanita asal Afrika tersebut melihat semangat berbagi masyarakat di Indonesia setiap usai salat Jumat, yang seringkali ada yang berbagi kepada jamaah.

Berbeda dengan Indonesia, menurut mereka kebiasaan berbagi kepada sesama di Gambia bisa dalam bentuk makanan mentah maupun makanan siap santap.




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads