Kisah Lindbergh, Manusia Pertama yang Terbang Sendiri Melintasi Samudra

ADVERTISEMENT

Kisah Lindbergh, Manusia Pertama yang Terbang Sendiri Melintasi Samudra

Fahri Zulfikar - detikEdu
Minggu, 09 Apr 2023 09:00 WIB
Salah satu kendaraan perang yang biaya produksinya tinggi adalah pesawat pengebom. Makanya pada Perang Dunia II pabrik pesawat harus tersembunyi. Siapa sangka di bawah kota biasa ini terdapat satu pabrik pesawat milik Boeing yang disembunyikan.
Foto: Istimewa/Vintag/ilustrasi pesawat zaman dulu
Jakarta -

Sejarah mencatat bahwa penerbangan pesawat pertama dilakukan oleh Wright bersaudara pada 17 Desember tahun 1903 di Kill Devil Hill dekat Kitty Hawk, Carolina Utara. Tapi manusia yang pertama melintasi samudra sendirian bukanlah mereka.

Ialah Charles Lindbergh, manusia pertama yang berhasil melintasi Samudera Atlantik sendirian dengan mengemudikan pesawat Spirit of St. Louis di landasan pacu Roosevelt Field di New York.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 20 Mei 1927 dengan perjalanan New York-Paris selama kurang dari 34 jam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mendarat selamat di Paris, ia dinobatkan menjadi pilot pertama yang melakukan penerbangan nonstop trans-Atlantik sendirian.

Dia juga mengubah opini publik tentang nilai perjalanan udara, dan meletakkan dasar bagi perkembangan penerbangan di masa depan.

ADVERTISEMENT

Kuliah di Bidang Teknik

Charles Lindbergh lahir hanya setahun sebelum Wright bersaudara melakukan penerbangan bersejarah pertama. Ia tumbuh dalam cengkeraman perkembangan dunia penerbangan.

Meskipun dia kuliah untuk belajar teknik, namun Lindbergh tertarik lebih jauh ke penerbangan.

"Kehidupan seorang penerbang menurut saya ideal. Itu melibatkan keterampilan. Itu membawa petualangan. Itu memanfaatkan perkembangan sains terkini. Insinyur mekanik dibelenggu ke pabrik dan papan perancang sementara pilot memiliki kebebasan angin dengan bentangan langit. Ada saat-saat di pesawat ketika saya tampaknya telah lolos dari kefanaan untuk melihat ke bawah di Bumi seperti Tuhan," ucap Charles Lindbergh, dalam bukunya, "We - Pilot & Plane", dikutip dari Space.

Lindbergh meninggalkan perguruan tinggi dan mendaftar di Angkatan Darat AS pada 1924. Ia berlatih di sekolah terbang Angkatan Darat dan setelah lulus, dia menjadi pilot pos, menerbangkan surat dari St. Louis ke Chicago.

Perjalanan dari New York ke Paris

Penerbangan Lindbergh melintasi samudra sendirian berawal dari adanya penawaran hadiah sebesar $25.000 kepada pilot pertama yang terbang tanpa henti dari New York ke Paris tahun 1919.

Lalu pada tahun 1927 ada yang mencoba tantangan ini, tetapi berakhir dengan empat orang meninggal, tiga terluka parah, dan dua lainnya hilang. Hadiah lepas dari genggaman.

Mengetahui hal itu, Lindbergh membujuk sembilan pengusaha St. Louis untuk membiayai usahanya, menggunakan dana mereka untuk membangun pesawat khusus yang desainnya dibantu Lindbergh.

Dinamai untuk menghormati sponsornya, pesawat itu kemudian disebut Spirit of St. Louis. Desain pesawat tersebut bermesin tunggal sehingga membuat banyak orang meragukan kemampuannya melintasi Atlantik yang luas.

Terbang Sendirian di Langit

Pada tanggal 20 Mei 1927, pukul 7.52 pagi, pesawat Spirit of St. Louis melaju kencang di landasan pacu di Long Island, New York, dan lepas landas ke langit dengan 500 orang menonton.

Lindbergh terbang di atas Cape Cod dan Nova Scotia, mencapai lautan saat matahari terbenam. Kabut menebal di langit malam, dan hujan es terbentuk di pesawatnya saat dia mencoba melewati awan.

Dia berjuang melawan kantuk, berjuang untuk tetap terjaga karena terkadang dia terbang hanya 10 kaki di atas lautan.

Sebuah perahu nelayan kecil memberi tanda pertama bahwa dia telah mencapai Eropa, dan dalam waktu satu jam dia telah mencapai daratan.

Dia terbang sekitar 1.500 kaki (460 meter) di atas Irlandia dan Inggris, lalu menuju Prancis saat cuaca cerah.

Setelah menempuh jarak lebih dari 3.600 mil (5.800 kilometer) dalam 33,5 jam, Lindbergh mendarat dengan selamat di Paris. Kerumunan 100.000 orang berkerumun di sekitar pesawat, mengangkat pilot di pundak mereka dan menyemangati pencapaiannya. Koran-koran memanggilnya "Lone Eagle" dan "Lucky Lindy".




(faz/twu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads