Ungkapan "tuntutlah ilmu sepanjang hayat" tampaknya benar-benar dipegang erat oleh Achmad Helmi. Ia adalah seorang mahasiswa studi magister yang ditetapkan sebagai wisudawan tertua pada Wisuda ke-128 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Bukan gelar pertamanya, pria yang berhasil lulus di usia 69 tahun 8 bulan ini meraih gelar ke-10 magisternya di Departemen Manajemen Teknologi Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi (SIMT) ITS.
Menjawab tentang hal itu, Helmi mengaku dia memang hobi berkuliah. Selain itu, berkembangnya zaman membuatnya tak ingin ketinggalan dan ingin selalu memperbarui ilmu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Punya 10 Gelar Magister dan 2 Doktor
Dikutip dari laman resmi ITS, disebutkan Helmi telah menekuni sektor konstruksi Indonesia selama 35 tahun. Hingga akhirnya, sektor itu berkembang pesat di tahun 1980 dan peraturan di bidang konstruksi terus mengalami perubahan.
Dengan demikian, ia terpacu terus menimba ilmu agar tak tertinggal di bidang yang ia geluti dengan sepenuh hati ini.
"Saya merasa terpacu untuk memperbarui ilmu yang saya miliki, yakni dengan menempuh perkuliahan kembali," ujar Helmi.
Diketahui kini ia memiliki gelar magister sebanyak 10. Gelar ke-10 nya adalah MT yang didapatkannya usai mengambil pendidikan di ITS.
Tak hanya itu, pria kelahiran Tanjung Pinang ini diketahui menyandang dua gelar doktor lho. Wow keren sekali ya detikers!
Walau sudah berumur lanjut, Helmi mengaku ilmu yang diperolehnya selalu sangat membantunya. Terlebih pengetahuan yang cukup membuatnya dapat membuka pintu-pintu kesempatan baru dan bisa bergaul dengan rekan yang lebih muda.
Kini, ia resmi pensiun setelah mengabdi selama 30 tahun di Pekerjaan Umum Bina Marga. Namun, ia masih semangat bekerja di bidang kontraktor tepatnya sebagai asesor instruktur.
"Ilmu Manajemen Proyek yang saya dapatkan selama perkuliahan sangat mendukung profesi saya sekarang," imbuhnya.
Tantangan Selama Kuliah Magister
Dengan banyaknya gelar yang didapatkannya, Hemi tentu saja mengalami berbagai tantangan akademik. Terlebih untuk gelar terbarunya.
Ia menyebutkan, perkuliahan dilakukan kala pandemi COVID-19 tengah merebak sehingga harus dijalankan secara daring. Perkuliahan daring tentu menjadi tantangan tersendiri baginya di usia saat ini.
Teknologi menjadi satu hal yang harus diatasinya. Ia bersyukur bila mahasiswa magister lain ikut membantunya dalam proses perkuliahan di masa pandemi COVID-19.
Seiring dengan berjalannya waktu, Helmi terus mengikuti pola pembelajaran hingga akhirnya bisa menyelesaikan studi magister dengan tesis berjudul Analisis Pengaruh Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 terhadap Keterpaparan Pekerja Konstruksi.
Melalui penelitiannya, ia mengangkat dampak pandemi COVID-19 terhadap pekerja di sektor konstruksi. Hal itu tentu saja membuat dirinya prihatin lantaran Helmi berkecimpung dalam dunia itu sejak lama.
Menurutnya pekerja sektor konstruksi menjadi pihak yang sangat rentan terhadap risiko kesehatan dan penyebaran infeksi COVID-19 saat itu. Dengan bimbingan Ir I Putu Artama Wiguna MT PhD, bapak satu anak ini berhasil merampungkan penelitiannya dengan baik.
Terakhir, ia memberikan pesan bagi masyarakat luas termasuk mahasiswa yang masih terus berjuang mengenyam pendidikan. Baginya, ilmu adalah sebuah investasi yang berharga dan harus menjadi manfaat.
"Ilmu bak investasi berharga yang harus kita tanam dan tumbuhkan. Kemudian, hasilnya dapat kita panen agar bermanfaat bagi orang lain," pesannya seperti yang dikutip, Kamis (30/3/2023) melalui laman ITS.
Itulah selengkapnya tentang Achmad Helmi yang menjadi wisudawan tertua ITS dan memiliki hobi berkuliah. Semoga cerita ini menginspirasimu ya detikers!
(nwk/nwk)