Polemik kedatangan timnas Israel untuk berlaga di Piala Dunia U-20 di Indonesia masih ramai. Sebenarnya bisakah warga Israel masuk Indonesia, meski Israel-RI tak punya hubungan diplomatik?
"Bisa, nggak ada masalah. Dan itu secara hukum diizinkan," tutur Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana dalam wawancara via WA Call dengan detikEdu, Senin (27/3/2023).
Hikmahanto menjelaskan bila kedua negara tak mempunyai hubungan diplomatik, warga kedua negara ini perlu visa untu masuk ke negara satu sama lain. Biasanya, imbuh Hikmahanto, warga negara itu akan mengunjungi kedutaan besar terdekat bila negara yang dituju tidak punya hubungan diplomatik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya mereka (warga Israel) akan pergi ke kedubes Indonesia yang dekat dengan RI yaitu Singapura, kedubes RI di Singapura kasih syaratnya begini-begini. Dan selama ini sudah berlangsung lama," jelas dia.
Hal yang sama berlaku sebaliknya. Bila warga negara Indonesia (WNI) hendak ke Masjidil Aqsa yang diduduki Israel, maka WNI akan pergi ke Kedubes Israel terdekat dengan Israel, bisa di Mesir atau Yordania
"Dari Mesir atau Yordania biasanya minta visa dari Kedubes RI yang terdekat dengan Israel, untuk masuk ke Israel," jelas dia.
Secara hukum internasional dengan proses yang sudah disebutkan tadi, warga Israel bisa masuk ke Indonesia, WNI pun bisa masuk ke Masjidil Aqsa di bawah penguasan Israel.
"Bukan lantas (warga Israel) haram masuk ke Indonesia," imbuhnya.
Hikmahanto menambahkan, penolakan Timnas Israel oleh sebagian masyarakat di Indonesia, sejumlah kepala daerah maupun politisi patut disayangkan.
"Penolakan tersebut seolah memandang warga Israel ataupun negara yang diwakilinya sebagai sesuatu yang haram untuk hadir di Indonesia. Padahal yang ditentang oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia seharusnya adalah kebijakan pemerintah zionis Israel yang mengambil paksa dan menduduki tanah rakyat Palestina dan mempertahankannya dengan kekerasan yang melanggar hak asasi manusia. Itulah yang diamanatkan oleh pembukaan Konstitusi Indonesia bahwa penjajahan harus dihapus dari muka Bumi," paparnya.
Terlebih lagi penolakan semakin tidak berdasar mengingat Maret 2022 lalu telah diselenggarakan Sidang Majelis Uni Inter Parlemen (Inter-Parliamentary Union) ke 144 di Nusa Dua Bali yang salah satu delegasi yang hadir adalah Parlemen Israel Knesset.
"Lalu apa yang membedakan antara Timnas Israel saat sekarang dengan Parlemen Israel saat itu? Bukankan Indonesia sebagai tuan rumah tidak memiliki kendali atas siapa yang diundang oleh penyelenggara (organizer) event internasional, seperti FIFA ataupun IPU? Sepanjang Indonesia telah menyatakan diri bersedia menjadi tuan rumah maka Indonesia harus mengambil risiko untuk tidak menolak siapapun anggota dari penyelenggara event internasional," ujarnya.
Bila suatu saat pemerintah Israel sudah mengakui kemerdekaan Negara Palestina dan mengembalikan tanah Palestina kepada rakyat Palestina maka Indonesia pun tidak bisa tidak untuk mengakui negara Israel dan menjalin hubungan diplomatik. Ini karena Israel sudah tidak lagi melakukan penjajahan.
"Namun bila persepsi mengharamkan negara Israel dan warganya yang dibenarkan berarti sampai kiamat pun Indonesia akan menolak hal yang berbau Israel. Bila demikian, apakah Indonesia tidak dapat dipersamakan dengan Hitler dengan Nazinya yang hendak menghapus ras Yahudi? Suatu hal yang justru bertentangan dengan hak asasi manusia yang seharusnya tidak berkembang di bumi Indonesia," jelas dia.
Mengizinkan warga Israel bermain untuk negaranya dalam Piala Dunia U-20, lanjutnya, bukan berarti Indonesia melunak membela perjuangan kemerdekaan Palestina. Kebijakan Indonesia dalam mendukung Palestina, menurutnya lebih keras daripada beberapa negara Timur Tengah seperti Mesir dan Yordania yang bahkan membuka hubungan diplomatik.
"Bukan berarti kita lebih lunak, kita akan tetap keras. Indonesia lebih keras daripada Mesir dan Yordania," imbuhnya.
Penolakan timnas Israel untuk bertanding di Indonesia seolah membuat Indonesia lebih Palestina daripada Palestina.
"Ini mengingat Dubes Palestina untuk Indonesia yang mewakili rakyat dan pemerintah Palestina di Indonesia telah mengatakan tidak mempunyai keberatan bila timnas Israel bertanding di Indonesia," tuturnya.
Dilansir CNN Indonesia pada Jumat 24 Maret 2023 lalu, Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun ke Istana Merdeka atas undangan Presiden Jokowi. Baik Jokowi dan Zuhair mengaku tidak membicarakan polemik Timnas Israel yang akan bertanding pada Piala Dunia U-20 di Indonesia pada 20 Mei 2023.
Namun ketika ditanyai pendapat tentang kedatangan timnas Israel, Dubes Palestina sebelumnya menyatakan bahwa FIFA punya aturan sendiri sehingga pihaknya tak punya kapasitas untuk ikut campur. Dia menggarisbawahi gelaran U-20 untuk tidak dikaitkan dengan konflik politik.
(nwk/erd)