Einstein Pernah Ditawari Jadi Presiden Israel, tapi Dijawab Begini

ADVERTISEMENT

Einstein Pernah Ditawari Jadi Presiden Israel, tapi Dijawab Begini

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 06 Nov 2022 19:00 WIB
German born American physicist Albert Einstein (1879 - 1955), 1946.   (Photo by Central Press/Getty Images)
Foto: Getty Images/Einstein Pernah Ditawari Jadi Presiden Israel, tapi Dijawab Begini
Jakarta -

Siapa sangka jika dulu Albert Einstein berkesempatan untuk terjun ke dunia politik. Tidak tanggung-tanggung, fisikawan jenius itu pernah ditawari menjadi presiden Israel.

Ceritanya, pasca presiden pertama Israel Chaim Weizmann wafat pada 1952, Perdana Menteri David Ben-Gurion menyodorkan jabatan ini. Namun, baik Einstein ataupun Ben-Gurion sama-sama tak cukup antusias akan hal ini.

Einstein menganggap tawaran ini canggung. Ben-Gurion pun bercanda kepada seorang asisten, "Saya harus menawarkan jabatan ini kepadanya karena tidak mungkin tidak melakukannya. Meski begitu, jika dia menerimanya, maka kita berada dalam masalah."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Einstein Menolak Secara Halus

Dikatakan dalam Encyclopaedia Britannica, Einstein seumur hidup secara konsisten menunjukkan dukungannya kepada Israel. Walau demikian, dia mencoba segera menolak saat ditawari kursi kepresidenan.

Dia tidak mengiyakan pertemuan resmi dengan perwakilan kedutaan Israel. Duta besar Israel kala itu, Abba Eban bersikeras mengiriminya surat atas nama Ben-Gurion.

ADVERTISEMENT

Tawaran Eban menekankan kekaguman orang Israel kepada Einstein dan mendesaknya untuk mempertimbangkan potensi intelektual dan spiritual bangsa tersebut.

Surat itu pun meyakinkan si jenius bahwa dia bisa bebas terlibat dalam penelitian ilmiah ketika menjadi presiden. Dikatakan dalam suratnya juga, untuk menerima posisi tersebut maka Einstein yang tinggal di Princeton, New Jersey, harus pindah ke Israel.

Menanggapi tawaran ini, Einstein membalas dengan jawaban singkat dan ramah. Dia menghargai penawaran tersebut dan menyorot hubungan emosional yang kuat dengan orang Yahudi.

Dia menyampaikan penolakannya disebabkan oleh kekurangan pribadi, seperti kurangnya keterampilan yang relevan dan usia yang sudah lanjut.

"Saya tidak mempunyai bakat alami dan pengalaman untuk berurusan dengan baik dengan orang-orang," tulis Einstein menjawab surat tawaran menjadi presiden Israel.

Menurut laman History, penawaran yang diterima Einstein ini diperkirakan karena hubungan antara dia dengan warisan Yahudi sekaligus sosoknya yang pernah vokal menentang antisemitisme.

Saat menolak, Einstein juga mengatakan, "Sepanjang hidup saya, saya telah berurusan dengan hal-hal objektif."




(nah/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads