Kongres Bahasa Indonesia XII Digelar Oktober 2023, Bahas 3 Hal Ini

ADVERTISEMENT

Kongres Bahasa Indonesia XII Digelar Oktober 2023, Bahas 3 Hal Ini

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Senin, 20 Mar 2023 14:28 WIB
Diseminasi Pencanangan Tahun Kongres Bahasa Indonesia 2023 (Nograhany WK/detikcom)
Foto: Diseminasi Pencanangan Tahun Kongres Bahasa Indonesia 2023 (Nograhany WK/detikcom)
Jakarta -

Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII akan digelar di Jakarta pada 26-29 Oktober 2023. Kongres akan membahas 3 hal yang rekomendasinya akan diserahkan ke Presiden Jokowi.

"KBI XII akan membahas 3 subtema, yaitu revitalisasi bahasa dan sastra daerah, literasi bahasa dan sastra Indonesia dan Internasionalisasi bahasa Indonesia," tutur Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek Prof Endang Aminudin Aziz, MA, PhD.

Hal itu disampaikan Prof Aminudin dalam Diseminasi Pencanangan Tahun KBI XII di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Soal revitalisasi bahasa dan sastra daerah, Aminudin mengatakan target bahasa daerah yang direvitalisasi tahun ini bertambah. Sebelumnya, tahun 2023 ada 20 bahasa daerah yang direvitalisasi sehingga total bahasa daerah yang direvitalisasi sejak 2021 ada 59 bahasa daerah. Hingga pekan kedua Maret 2023, Aminudin mengatakan target 20 sudah bertambah 13 bahasa daerah sehingga ada 33 bahasa daerah yang direvitalisasi tahun ini. Hal ini membuat total bahasa daerah yang direvitalisasi sejak 2021 menjadi 72 bahasa daerah.

"Revitalisasi bahasa daerah ini terus digaungkan dari Aceh hingga Papua. Jumlah bahasa daerah yang direvitalisasi dari 59 jadi 72 hingga tahun ini," urainya.

ADVERTISEMENT

Sedangkan literasi bahasa dan sastra Indonesia dibahas dalam KBI XII lantaran berbagai survei baik dari Programme for International Student Assessment (PISA), Asesmen Nasional, Asesmen Literasi menunjukkan tingkat literasi siswa Indonesia itu masih 50%.

"Beberapa waktu lalu saya baru mendapat data dari Bank Dunia bahwa anak Indonesia sampai usia 10 tahun itu tidak bisa membaca. Angka dari Bank Dunia tingkat literasinya 51 persen, berarti ini klop datanya, 1 dari 2 anak Indonesia masih belum bisa membaca. Salah satu caranya adalah kami membantu menyediakan buku-buku bermutu," tuturnya.

Terakhir, subtema yang dibahas dalam KBI XII adalah internasionalisasi bahasa Indonesia. Dalam kunjungannya ke United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris, Prancis pada Februari 2023 lalu, Aminudin mengusulkan agar bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu bahasa resmi dalam sidang umum di UNESCO.

"Indonesia ini merupakan negara di mana penentuan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan pemersatu tidak ada proses pertumpahan darah dalam sejarahnya. Bahkan bahasa daerah yang penuturnya banyak seperti Jawa, Sunda, Bali, Batak saat itu tidak berkeberatan menjadikan bahasa Indonesia bahasa nasional," tuturnya.

Proses kesepakatan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ini bahkan tak dialami ratusan negara bahkan di negara yang termasuk besar seperti Singapura, India, dan Amerika Serikat.

"Bahkan AS tak bisa mencantumkan bahasa Inggris dalam undang-undangnya karena banyak penutur adalah orang Spanyol. Nah sejarah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu inilah yang akan kami serahkan sebagai Memory of The World ke UNESCO," jelasnya.

Kini bahasa Indonesia bahkan difasilitasi di 52 negara dengan 431 lembaga di dunia dengan 152 ribu pembelajar aktif di seluruh dunia.

KBI XII yang bertema 'Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa' berslogan 'Adibasa, Adiwangsa' ini akan mendatangkan pembicara utama untuk 3 sub tema di atas yakni Asisten Dirjen UNESCO untuk Pendidikan Stefania Giannini, Najwa Shihab, dan Menlu Retno Marsudi.




(nwk/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads