Detikers pernah dengar tentang double degree kampus dalam negeri dan luar negeri? Pengalaman ini dirasakan oleh Farani Nazwa Chairunisa Irsan, lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Unair) sekaligus Maastricht University.
Jerih payah Farani kuliah di dua kampus berbeda tentunya berbuah manis. Dia kini memiliki gelar sarjana hukum dan legum baccalaureus (LLB).
Farani menempuh program International Undergraduate Program (IUP) Unair. Perempuan kelahiran tahun 2000 ini adalah lulusan pertama double degree atau gelar ganda FH Unair dan Faculty of Law Maastricht University, Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski pendidikannya harus dijalankan dengan susah payah, tentunya pengalaman dan kualifikasi yang didapat Farani lebih banyak.
Bengong, Nangis, Belajar sampai Tengah Malam
Farani terbang ke Limburg, Belanda pada Agustus 2020 saat pandemi COVID-19. Dia kuliah di Maastricht University sampai bulan November 2021.
Farani mengambil mata kuliah tentang European Law. Di sana, dia belajar dengan sistem problem based learning (PBL).
Wisudawan fakultas hukum ini memiliki pengalaman yang membekas saat masih kuliah di Belanda. Salah satunya, ketika menjalani pekan ujian di triwulan pertama di Maastricht University.
"Jadi pernah dua minggu sebelum ujian, saya dan teman asing saya melakukan rutinitas berupa bengong, nangis, dan belajar bareng hingga tengah malam," ungkapnya, dikutip dari laman resmi kampus.
Walau demikian, pengalaman itu menurut Farani justru membentuknya menjadi semakin kuat dan mampu beradaptasi dengan sistem pendidikan yang berbeda.
Jadi Lulusan Pertama
Farani adalah lulusan pertama dari kolaborasi kedua kampus. Meski harus lulus satu semester lebih lama, dia menganggap hal ini setimpal dengan segala yang telah didapatkannya saat kuliah.
Farani menuturkan, dia tidak ingin menutup-nutupi bahwa program IUP di Unair akan gampang. Menurutnya memang tidak mudah.
"Cuman kalau memang ingin gelar double degree, memang pengorbanannya harus besar, dan ini sangat worth it," ujarnya.
(nah/faz)