Upaya Konservasi Badak Sumatera dengan Pengeditan Gen

ADVERTISEMENT

Upaya Konservasi Badak Sumatera dengan Pengeditan Gen

Nograhany Widhi Koesmawardhani - detikEdu
Senin, 27 Feb 2023 19:30 WIB
Kerjasama konservasi badak Sumatera (Dok IPB University)
Foto: Kerjasama konservasi badak Sumatera (Dok IPB University)
Jakarta -

Populasi badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) kurang dari 100 ekor di alam. Konservasi diupayakan dengan pengeditan gen.

Upaya konservasi ini dilakukan IPB University bekerja sama dengan Colossal Labs, Dallas Texas dan Re:Wild suatu organisasi nonpemerintah bidang konservasi yang juga diampu aktor Hollywood Leonardo DiCaprio.

Tujuh delegasi IPB University dipimpin Rektor IPB University Prof Arif Satria telah mengikuti Workshop on the World's Leading Researchers in Sumatran Rhino Reproduction. Workshop selama 3 hari, 21-23 Februari, tersebut diakhiri dengan penandatanganan kerjasama internasional antara IPB University, Colossal Biosciences dan Re:Wild demikian rilis yang diterima dari IPB University, Senin (27/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerjasama terebut mencakup kegiatan penelitian dam pengembangan badak Sumatera.

Kesepakatan dilaksanakan oleh Rektor IPB University, Prof Arif Satria, Founder & CEO Colossal Bioscience, Ben Lamm, Chief Scientist & CEO Re:Wild, Wes Sechrest, PhD yang disaksikan oleh Wakil Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Houston, Oktorian Hakim.

ADVERTISEMENT
Kerjasama konservasi badak Sumatera (Dok IPB University)Kerjasama konservasi badak Sumatera (Dok IPB University) Foto: Kerjasama konservasi badak Sumatera (Dok IPB University)

Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan, Colossal Bioscience saat ini menjalankan sebuah proyek untuk menghidupkan kembali mammoth, hewan menyerupai gajah raksasa yang telah punah pada zaman es melalui proses gene-editing.

"Re:Wild mendukung upaya konservasi badak Sumatera sebagai prioritas hewan-hewan yang terancam punah di dunia. Sedangkan Re:Wild merupakan lembaga yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan satwa liar yang hampir punah, " jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa dengan memadukan keahlian dan teknologi genetik melalui kerjasama tersebut, ditargetkan IPB University akan berhasil meningkatkan populasi badak Sumatera di wilayah konservasi melalui pendekatan gene-editing.

"Keberhasilan meningkatkan populasi Badak Sumatra tidak hanya bermanfaat untuk konservasi hewan terancam punah lainnya di Indonesia, namun juga hewan terancam punah lainnya di dunia," ungkapnya.

Kapasitas IPB University, sebutnya, juga akan meningkat dan semakin diakui dunia sebagai World Class University di bidangnya.

Dilansir dari World Wide Fund for Nature, ada lima spesies badak di dunia. Berikut ini lima spesies badak yang tersebar di seluruh dunia, yaitu:

Badak putih di Afrika
Badak hitam di Afrika
Badak bercula satu di Asia
Badak Jawa di Indonesia, Asia
Badak Sumatera di Indonesia, Asia
Dikutip dari Instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, ada dua di antara kelima spesies badak di dunia yang hidup di Indonesia, yaitu badak Sumatera dan badak Jawa.

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Di Indonesia, penangkaran badak Sumatera dilakukan di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Populasi badak Sumatera ini, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kurang dari 100 ekor. Terakhir, badak Sumatera betina yang bernama Rosa melahirkan badak betina pada 24 Maret 2022 lalu, hasil perkawinan dengan badak jantan Andatu.

Kelahiran badak betina dari badak Rosa ini merupakan hasil dari kebuntingan badak Rosa yang kesembilan. Dengan masa kebuntingan 476 hari, Rosa bunting dari Desember 2020 hingga Maret 2022.

Selain badak Rosa, badak Sumatera lain yang saat ini menempati SRS TNWK adalah Bina (betina), Ratu (betina), Andalas (jantan), Harapan (jantan), Andatu (jantan), dan Delilah (betina).




(nwk/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads