Mahasiswi UNS Ini Lolos Magang Riset di NPUST Taiwan Berkat Beasiswa TEEP

ADVERTISEMENT

Mahasiswi UNS Ini Lolos Magang Riset di NPUST Taiwan Berkat Beasiswa TEEP

Cicin Yulianti - detikEdu
Sabtu, 18 Feb 2023 17:00 WIB
Livy, mahasiswi UNS saat magang di NPUST Taiwan (Dok UNS)
Foto: Livy, mahasiswi UNS saat magang di NPUST Taiwan (Dok UNS)
Jakarta -

Kegiatan magang memiliki banyak manfaat bagi seorang mahasiswa, baik untuk pengalaman hingga sebagai prestasi. Pengalaman berharga magang dirasakan oleh salah satu mahasiswa dari Fakultas Teknologi Pangan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Livy Febria Tedjamulia, yang berkesempatan magang riset di NPUST.

Melansir situs resmi UNS, Livy membagikan cerita magangnya di negara Taiwan tersebut. Livy mengatakan kesempatan magang riset di National Pingtung University of Science and Technology (NPUST) adalah berkat beasiswa yang ditawarkan oleh dosennya, yakni Dimas Rahadian Aji Muhammad, yang saat itu memberikan informasi beasiswa Taiwan Experience Education Program (TEEP).

Livy mengatakan bahwa pergi ke luar negeri untuk mendapat pengalaman belajar adalah harapannya selama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika masih menjadi mahasiswa baru, saya memiliki keinginan untuk suatu saat dapat merasakan international exposure di luar negeri, seperti mengikuti agenda pertukaran pelajar, short course, atau magang. Oleh karena itu, saya selalu mencari kesempatan untuk bisa ke luar negeri gratis," ujar Livy dikutip dari laman resmi UNS, Sabtu (18/2/2023).

Untuk mendapatkan kesempatan tersebut, ia pernah mendaftar beasiswa International Student mobility Awards (IISMA) 2022, tetapi tidak lolos.

ADVERTISEMENT

"Setelah melewati tahap interview nasional, saya merasa puas dan optimis dapat mengikuti pertukaran pelajar ke Barcelona sebagai kota tujuan kampus saya kala itu. Akan tetapi, ternyata saya dinyatakan tidak diterima. Tentu hal ini sangat menyakitkan, namun tidak membuat saya putus asa untuk dapat ke luar negeri secara gratis," terangnya.

Magang sebagai Asisten Profesor di Laboratorium NPUST

Selama magang riset di National Pingtung University of Science and Technology (NPUST), Livy dibimbing oleh Prof Dr Jenshinn Lin, alumnus Penn State University. Selain itu, Livy dipercaya menjadi asisten profesor dalam kesehariannya melakukan riset di laboratorium.

Sebagai asisten profesor, Livy diajak melakukan riset serta analisis terkait tanaman biji-bijian dan serealia. Misalnya adalah analisis ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay), antioksidan, dan total kandungan senyawa fenol.

Livy pun turut menjalankan proses ekstrusi untuk membuat makanan ringan, dan melakukan analisis pangan, misalnya kandungan protein dengan metode Kjeldahl.

Pengalaman bekerja di laboratorium luar negeri tersebut merupakan salah satu motivasinya sehingga ia berani terbang ke negeri Taiwan tersebut.

"Hal yang memotivasi saya untuk magang di luar negeri adalah keinginan untuk merasakan kerja di laboratorium luar negeri dengan metode serta mesin dan alat analisis yang berbeda. Terutama keingintahuan untuk bisa mengoperasikan teknologi canggih dan membantu interpretasi data," ujar Livy.

Selain mendapat pengetahuan baru terkait proses kerja di laboratorium, Livy juga menjadi punya banyak teman baru karena prosedur selama di laboratorium dilakukannya dengan bantuan mahasiswa lokal atau mahasiswa internasional yang sedang mengambil S-2 (Master degree) dan S-3 (Doctor degree) di NPUST.

"Selain itu, memiliki banyak teman dari luar negeri juga menjadi motivasi sendiri bagi saya untuk terus melakukan internasionalisasi," terangnya.

Suka Duka dan Tantangan Livy Magang di NPUST

Meskipun banyak pengalaman dan pengetahuan baru yang Livy dapat, ia menyampaikan adanya suka duka dan tantangan selama ia berada di negeri orang.

Rasa senang Livy selama di NPUST adalah karena ia akhirnya bisa melakukan rangkaian aktivitas di laboratorium NPUST.

"Selain itu, seluruh rangkaian aktivitas laboratorium yang saya lakukan di NPUST tidak pernah saya lakukan sebelumnya di laboratorium UNS karena mesin dan alat yang berbeda sehingga tentu hal ini menjadi penambah wawasan yang utuh," tutur Livy.

Sementara itu, Livy merasa kesulitan dalam berkomunikasi karena orang-orang di negara tersebut memiliki aksen dan dialek bahasa Mandarin yang kental.

"Dukanya karena saya magang di negara dengan bahasa ibu non-Inggris terkadang menjadi kesulitan tersendiri bagi saya untuk memahami kalimat yang diucapkan karena aksen dan dialek bahasa Mandarin yang kental," lanjut Livy

Adapun tantangan yang Livy hadapi selama magang riset di NPUST adalah ia dituntut untuk banyak belajar hal baru setiap harinya serta beradaptasi cepat dengan lingkungan kerja. Menurutnya, kecepatan sangat perlu karena terkadang kegiatan analisis butuh kecepatan gerak.

Livy berpesan kepada mahasiswa untuk tidak takut bermimpi besar dan memiliki visi. Menurutnya, untuk mewujudkan mimpi tersebut diperlukan konsistensi dan dedikasi diri.

"Janganlah takut untuk melakukan internasionalisasi, karena hal ini dapat mengasah softskill adaptasi, komunikasi, dan utamanya menjadi pembeda bagi kita dari ribuan pelamar pekerjaan lainnya. Dengan demikian, kita mampu meraih visi yang diimpikan," terang Livy.




(nwk/nwk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads