Siswi SMAN 5 Surabaya Juara 1 di Kompetisi Sains Taiwan, Singkirkan 21 Negara

ADVERTISEMENT

Siswi SMAN 5 Surabaya Juara 1 di Kompetisi Sains Taiwan, Singkirkan 21 Negara

Novia Aisyah - detikEdu
Jumat, 17 Feb 2023 18:30 WIB
Pelajar SMAN 5 Surabaya sabet juara 1 TISF
Foto: Istimewa
Jakarta -

Nathania, siswi SMAN 5 Surabaya, sabet juara pertama tingkat internasional dalam kompetisi sains bidang kesehatan di Taiwan. Nathania memenangkan penghargaan ini untuk kategori medicine science.

Nathania jadi satu-satunya pelajar Indonesia yang meruntuhkan keketatan kompetisi ini sejak enam tahun silam. Dia mengalahkan 21 negara pesaing dalam perlombaan tersebut.

Pada kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TIF) itu, Nathania mengajukan penelitian bertajuk Silver Moringa Cloth. Karyanya ini adalah baju antibakteri untuk melawan bakteri MRSA berbasis ekstrak kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum ikut TIF, Nathania mengikuti lomba bertajuk IRIS dan membuat ekstrak kelor yang disintesis dengan nanopartikel perak untuk melawan bakteri salmonella. Pada kompetisi IRIS, Nathania menyabet juara pertama dan favorit. Karya yang sudah ada kemudian dia kembangkan lagi untuk bakteri lain dan mengikuti lomba NASFIA 2022.

"Di situ saya membuat antibakteri dari basis ekstrak kelor dan juga disintesis dengan nanopartikel perak untuk melawan bakteri MRSA," kata Nathania, dikutip dari detikJatim pada Jumat (17/2/2023).

ADVERTISEMENT

Siswi kelas 12 itu bersyukur mendapatkan medali silver dan selanjutnya terpilih menjadi tim nasional Indonesia. "Dan kebetulan dipilih untuk mewakilkan ke Taiwan," imbuhnya.

Perwakilan Indonesia Belum Pernah Menang

Nathania mengaku agak ragu karena kompetisi ini sangat berat. Terlebih, perwakilan asal Indonesia belum pernah ada yang menang.

"Bidang medicine and health pasti jauh lebih berat. Untuk international participant tahun ini yang juara cuma saya dan syukurlah juara 1," ungkapnya.

Pelajar 18 tahun itu butuh tiga bulan untuk persiapan. Dia membutuhkan tes uji antibakteri dan banyak pengulangan sampai detail karena bakteri merupakan makhluk hidup.

Hal yang disebut memberatkan adalah microscope electron yang adanya hanya di Universitas Negeri Malang (UM). Ini mengharuskannya bolak-balik Surabaya-Malang.

Nathania pun sempat meminta tolong UM untuk mempercepat pengujian sampai menit-menit terakhir. Beruntung, 1 Februari 2023 lalu pengujian sudah jadi dan langsung dituangkan ke dalam poster.

"Sampai sana (Taiwan) saya juga senang, karena posternya bagus dan seluruh dunia berkumpul, pasti banyak yang memiliki kualitas penelitian yang baik, karena mereka sudah juara di negara masing-masing. Saya senang karena poster masih terlihat bagus, isinya semua, kredibilitasnya menurut saya ada, karena penelitian itu yang penting bukti data dan collecting data," paparnya.

Nathania tertarik dengan bidang kesehatan karena sejak kecil senang melihat hospital scene. Dia memimpikan menjadi seorang dokter.

"Kalau bisa menyembuhkan seseorang, misal dari karya ekstrak saya sekarang dari tanaman kita memanfaatkan bahan alami yang ada. Daun kelor bisa digunakan sebagai antibakteri yang sangat berguna untuk bakteri mematikan," terangnya.

Gadis kelahiran 10 November 2004 itu menyebut, penelitian adalah untuk memecahkan suatu masalah. "Dan kenapa saya tertarik itu karena menarik. Mereka itu berkembang terus menerus penelitian itu," kata siswa SMAN 5 Surabaya ini.

Dukungan sekolah kepada Nathania dapat dibaca selengkapnya di sini.




(nah/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads