Melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi merupakan hal yang diimpikan oleh banyak lulusan SMA sederajat. Begitu pun bagi beberapa mahasiswa asal Itera yang rela menempuh jarak ribuan kilometer dan berpisah dengan keluarga untuk merajut mimpi di kampus tersebut.
Melansir dari situs resmi Itera, terdapat putra dan putri asal Papua yang memiliki harapan besar untuk bisa berkuliah. Salah satu mahasiswa Itera asal Papua tersebut adalah Sandhy D Sawaki.
Laki-laki yang akrab dipanggil Sandi tersebut harus rela meninggalkan kampung halamannya di Kota Sorong, Papua Barat. Di Itera, ia mengambil pendidikan di Program Studi Teknik Geofisika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mimpinya untuk menjadi geofisikawan membuatnya berani harus jauh dari keluarga. Sandi berharap, pendidikan yang ia enyam di Itera bisa mengantarkannya bekerja di salah satu perusahaan milik negara (BUMN), yakni Pertamina yang ada di Papua.
"Saya tertarik melanjutkan kuliah di Teknik Geofisika karena sebelum saya lulus SMK saya sudah pernah magang di perusahaan Pertamina yang ada di Papua, dan itu yang mendorong saya untuk tetap kuliah," ujar Sandi pada situs Itera, dikutip Senin (13/2/2023).
Perihal perbedaan kebudayaan antara lingkungan sekitar kampus dan asalnya, Sandi mengaku tidak kesulitan untuk beradaptasi.
"Puji Tuhan saya bisa beradaptasi dengan mudah di ITERA ini, dengan teman-teman dari berbagai daerah," katanya.
Selain Sandi, mahasiswa lain asal Papua yang merajut mimpi di Itera adalah Rahmatul Fitri Nurlete. Ia merupakan mahasiswa Prodi Farmasi, salah satu prodi yang paling diminati di Itera.
Selama jauh dari keluarganya, Fitri merasakan kerinduan terhadap keluarganya. Namun, dorongan dan doa dari orang tua yang membuat Fitri berani kuliah dan bertahan di daerah orang.
"Kalau kangen orang tua, biasanya komunikasi via telepon, dan di Asrama Itera juga saya seperti punya keluarga baru," ujar Fitri.
Program Beasiswa ADik bagi Mahasiswa
Mimpi Sandi dan Fitri dapat terwujud lewat Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) yang disediakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Pembina Program Beasiswa ADIk Itera, Lisdiana, mengatakan saat ini ada enam mahasiswa dari dua angkatan 2021 dan 2022 yang menerima beasiswa tersebut.
Program beasiswa ADik menjadi kesempatan putra dan putri asal Papua, serta daerah tertinggal, terdepan, dan terluar Indonesia, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri, termasuk di Itera.
Lisdiana berharap, adanya program ADik memungkinkan mahasiswa bisa sungguh-sungguh dalam belajar, menyelesaikan pendidikan, dan dapat membangun daerahnya ketika mereka kembali ke kampung halamannya.
"Mahasiswa penerima beasiswa ADik harus giat kuliah, sehingga bisa membanggakan keluarga, agama, bangsa dan negara serta membangun daerahnya kelak, seperti yang diharapkan Kemdikbudristek," ujar Lisdiana.
(twu/twu)