Sekolah Staf Presiden sudah beberapa kali membuka kesempatan magang bagi mahasiswa di seluruh di Indonesia. Salah seorang mahasiswa bernama Viona Angel Gloryka Sianturi, membagikan pengalaman serunya selama magang di Kantor Staf Presiden tersebut.
Situs resmi Prasetya Online Universitas Brawijaya melansir Viona merupakan mahasiswa Fakultas Sosial dan Ilmu Politik. Ia mencoba melakukan magang di Kantor Staf Presiden tersebut atas ketertarikannya bekerja di lingkungan pemerintah.
Proses seleksi yang Viona ikuti sangat ketat dan tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan 69.568 mahasiswa lain. Seleksi yang dijalani pun mencakup beberapa tahapan.
"Ada 2 tahap seleksi yang harus diikuti, Yang pertama adalah seleksi berkas, dengan mengirimkan CV prestasi, organisasi, dan akademik. Di tahap ini, peserta juga diminta untuk membuat esai mengenai isu atau permasalahan di Indonesia. Lalu yang kedua adalah wawancara langsung oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden," ujar Viona.
Setelah berjuang dan mengikuti rangkaian tahap seleksi, akhirnya ia terpilih menjadi salah satu dari 35 mahasiswa yang akhirnya melakukan magang.
Selama magang, Viona ditempatkan di dua kedeputian yaitu Kedeputian 2 dan Kedeputian 5. Tugasnya selama di Kedeputian 2 adalah memegang isu pembangunan manusia.
Viona menuturkan bahwa di sana ia dapat mendengar keluh kesah para pekerja migran Indonesia di luar negeri. Mereka kerap membicarakan tentang jaminan kesehatan sosial dan kesehatan selama bekerja.
Adapun selama di Kedeputian 5, Viona memegang isu politik, hukum, dan keamanan (polhukam). Di sana, ia mendapatkan kesempatan untuk mengkritik alur pengajuan perlindungan saksi dan korban yang tidak efisien.
Meski magang yang Viona jalani hanya dalam waktu lima hari, namun ia mendapatkan pengetahuan baru serta pendalaman atas isu-isu negeri yang penting untuk ia pahami sebagai mahasiswa Hubungan Internasional.
Pengalaman yang jauh lebih penting lagi menurutnya adalah ketika ia bisa bertemu dengan banyak tokoh-tokoh penting.
"Tapi bagi saya, yang terpenting adalah menambah networks. Tidak hanya itu, saya juga bisa bertemu beberapa politisi dan pejabat tanah air, seperti Pak Moeldoko, Pak Ngabalin, dan Kak Billy Mambrasar", ujar Viona.
Pengalaman terakhir yang berharga bagi Viona adalah saat ia diberi kesempatan untuk memaparkan hasil diskusinya di depan Kepala Kantor Staf Presiden secara langsung.
"Ini adalah kegiatan yang paling berkesan selama berada di KSP. Ketika saya mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengenai kebijakan BPJS Migran di depan Kepala KSP, para tenaga ahli, dan teman-teman partisipan," kata Viona.
Viona mengaku saat itu dirinya sempat merasa gugup hingga gemetar. Namun akhirnya ia bisa menyampaikan hasil diskusi hingga usulan idenya dijadikan solusi dari topik yang dibahas.
"Tapi puji Tuhan, saya benar benar puas karena ide kami diterima dengan sangat baik oleh para staf, bahkan menjadi satu satunya kelompok yang mendapat pujian dari tenaga ahli KSP," pungkasnya.
Simak Video "Istri Moeldoko Meninggal Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)