Cerita Yuni, Lulusan Unesa yang Kini Jadi Perawat di Jerman

ADVERTISEMENT

Cerita Yuni, Lulusan Unesa yang Kini Jadi Perawat di Jerman

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Sabtu, 14 Jan 2023 14:00 WIB
Yuni
Yuni, Lulusan S1 Unesa (Foto: Dok. Laman Unesa)
Jakarta -

Eka Yuni Mukti Diastofa namanya, lulusan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini tengah berkarier sebagai perawat di tanah kelahiran Albert Einstein yang tak lain adalah Jerman.

Uniknya, selama menempuh studi di Unesa ternyata Yuni mengambil program studi (prodi) S1 Pendidikan Bahasa Jerman. Setelah lulus dari Unesa pada tahun 2016, ia mengaku sempat melanjutkan S2 Pendidikan Bahasa Asing.

Kemudian, Yuni memutuskan untuk mengambil cuti kuliah dan berangkat ke Jerman dan berinisiatif mengambil pendidikan Ausbildung Pfegefachkraff yang artinya tenaga ahli bidang keperawatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, Ausbildung merupakan program pendidikan dan pelatihan profesi di Jerman. Sekitar 70% - 80% waktu pembelajaran lebih banyak dialokasikan pada praktik sekaligus bekerja di perusahaan. Sementara itu, 20% - 30% sisa waktu baru digunakan untuk pembelajaran teori dan praktikum.

Menempuh Kuliah Selama Dua Tahun di Bidang Keperawatan

Di sana, ia menempuh kuliah selama dua tahun di bidang pendidikan keperawatan dan lulus pada Agustus 2021. Bahkan, sebelum lulus Yuni telah mendapat tawaran untuk menandatangani arbeitsvertrag atau kontrak kerja.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya pada September 2021, ia resmi bekerja dan bergabung dalam keanggotaan Deutsche Rotes Kreuz (DRK), sebuah perkumpulan Palang Merah di Jerman.

Awal mula Yuni mengikuti program Ausbildung karena dirinya ingin mencoba hal baru. Setelah diterima, ia menjalani program tersebut dengan baik dan berujung menekuni profesi sebagai perawat di pusat keperawatan Jerman.

"Ya awalnya hanya ingin merasakan suasana baru, pengalaman baru dan hanya sekedar coba-coba saja. lalu, ya sudah, terjun sekalian ditekuni," katanya dikutip dari laman resmi Unesa pada Sabtu (14/1/2023).

Ceritakan Perjuangan sebagai Perawat di Jerman

Selama menjadi perawat di Jerman, Yuni menuturkan tidak ada perbedaan antara perawat Indonesia dan Jerman. Tugas-tugas yang ditekuni hampir sama, seperti menyusun rencana keperawatan, berkomunikasi dengan dokter, memastikan stok obat-obatan pasien hingga menyiapkannya.

Hanya saja, ada satu hal yang membuat perjuangan Yuni sebagai perawat tergolong berat. Sebab, terdapat proses yang terbilang rumit ketika pasien meninggal dunia.

"Yang termasuk rumit dan menguras fisik dan mental adalah ketika terdapat pasien yang meninggal dunia, di sini prosesnya cukup rumit," urainya.

Bersamaan dengan itu, Yuni menceritakan pengalamannya yang cukup menantang. Kala itu, ada satu pasien yang meninggal dunia secara mendadak, lantas dirinya diminta untuk menjadi penanggung jawab pasien tersebut.

Yuni dan temannya sampai harus menghubungi pihak kepolisian dan mendatangkan detektif, karena kematian pasien tersebut dianggap tidak wajar. Terlebih, pasien itu tidak memiliki riwayat penyakit yang serius.

"Syukurlah kasus tersebut berakhir dengan baik. Ini menjadi pengalaman paling menarik sekaligus pelajaran berharga bagi saya," ucapnya.

Sempat Alami Kesulitan dalam Beradaptasi

Meski telah menjalani kehidupan sebagai perawat di Jerman dengan enjoy, ternyata Yuni sempat merasa kesulitan dan berujung stres ketika harus beradaptasi di Negeri Tim Panser tersebut.

Beruntungnya, teman-teman hingga keluarga Yuni terus memotivasi dan menyadarkannya bahwa semua butuh proses.

"Support dan motivasi dari keluarga, kerabat dan sahabat menjadi bagian terpenting dalam pencapaian karier saya," bebernya.

Yuni bercerita, semasa berkuliah di Unesa dirinya bukanlah mahasiswa yang menonjol dalam hal prestasi akademik maupun non akademik. Bermodal keinginan kuat untuk terus belajar, berani mencoba hal-hal baru, dan melawan keraguan, ia berhasil menempuh karier di Jerman sebagai perawat.




(aeb/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads