Prof Aisyah namanya, guru besar di bidang Ilmu Teknik Kimia Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut kini bertugas sebagai atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) di KBRI Manila Filipina.
Mengutip dari laman resmi Kemdikbud, Atdikbud memegang peranan strategis sebagai perpanjangan tangan pemerintah Indonesia di luar negeri dalam misi pendidikan dan kebudayaan.
Mereka juga membantu mahasiswa yang sedang menempuh studi di negara bersangkutan sekaligus berperan besar bagi terciptanya layanan pendidikan yang bernaung di bawah Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugas dan Wewenang Atdikbud
Dalam Surat Edaran Menteri Luar Negeri No. SE.01/C/OT/VIII/2004 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Luar Negeri No. SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan RI di Luar Negeri, Atdikbud memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut.
- Meningkatkan kerja sama bidang pendidikan
- Menyelenggarakan pendidikan bahasa dan kebudayaan
- Menyampaikan saran dan rekomendasi kebijakan pendidikan nasional berdasarkan hasil pengamatan atas perkembangan/kecenderungan bidang pendidikan, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi di negara akreditasi
- Membina masyarakat Indonesia khususnya pada pelajar, mahasiswa, dan karyasiswa dalam rangka meningkatkan rasa kebanggaan dan turut serta memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat di luar negeri
Mengenal Sosok Prof Aisyah
Melalui portal resmi kampus Unesa, Prof Dr Ir Aisyah Endah Palupi, MPd menceritakan dirinya telah menekuni Teknik Kimia sejak sarjana. Bahkan, pada jenjang doktoral ia mendalami terkait pengolahan limbah cair menggunakan membran.
"Ide tersebut merupakan hal baru sehingga perlu penelitian untuk dapat memastikan sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat diimplementasikan, baik dalam skala kecil (pilot project) maupun skala besar," ujarnya.
Konsen Terhadap Perkembangan Sains
Guru besar yang aktif menjadi dosen Jurusan Teknik Mesin FT Unesa sejak puluhan tahun itu ternyata juga konsen terhadap perkembangan sains.
Menurutnya, sains merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi alat dalam membantu manusia bertahan hidup.
Bagi Prof Aisyah, manuia dapat mengenal berbagai macam fenomena di lingkungan sekitar melalui sains.
"Sains itu universal, artinya bisa dilakukan di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja tanpa batas," ungkap dia.
Paparkan Empat Fungsi Sains
Lebih lanjut, Prof Aisyah mengatakan bahwa sains memiliki banyak fungsi, ia mengungkapkan empat di antaranya, yaitu:
1. Alat pengembangan teknologi
2. Alat manusia untuk bertahan hidup
3. Alat pengembangan teknologi
4. Alat untuk memudahkan kebutuhan hidup manusia melalui teknologi yang berkembang
Prof Aisyah mengatakan, ilmu alam terbagi atas dua kelompok, yakni ilmu alam dan ilmu hayat.
Ilmu alam ini kemudian bercabang lagi menjadi fisika yang mempelajari massa dan energi, kimia yang mempelajari substansi zat, astronomi yang mempelajari benda-benda langit, dan ilmu bumi atau the earth sciences yang mempelajari bumi.
Teknik Kimia Sebagai Prodi yang Terlahir dari Ilmu Sains
Teknik Kimia sebagai program studi yang mempelajari perancangan pabrik terlahir dari ilmu sains. Pabrik yang dirancang dapat berupa pabrik kimia, bioproses, makanan, dan masih banyak yang lain.
Menurutnya, hampir seluruh pabrik di dunia dirancang oleh sarjana Teknik Kimia. Pabrik yang dirancang dapat berupa pabrik kimia, bioproses, makanan, dan lain sebagainya.
Sejak tahun 2021, Prof Aisyah rehat dari dunia penelitian. Ini dikarenakan ia ditugaskan sebagai Atdikbud Filipina. Walau begitu, Prof Aisyah tetap menjadikan penelitian sebagai roh dosen dan guru besar.
"Terpenting bagi saya adalah menjalankan tugas dengan baik dan cerdas, amanah, dan tuntas semaksimal mungkin yang dapat dilakukan," pungkas guru besar Unesa itu.
(aeb/faz)