Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menciptakan kapal pembantu pencarian korban kecelakaan di perairan, Autonomous Surface Vehicle (ASV) Aksanawa.
Ketua tim perancang Aksanawa ITS Dion Andreas Solang menuturkan, kapal Aksanawa dirancang untuk membantu tim Search and Rescue (SAR) dalam melakukan penyelamatan saat terjadi kecelakaan di laut.
Inovasi kapal ini mengantarkan tim mahasiswa ITS ini meraih medali perak Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kapal Pencari Korban Kecelakaan Perairan ITS
Gagasan dari Kasus Kecelakaan
Dion mengatakan, gagasan ini muncul dari kecelakaan di perairan Indonesia yang mencapai 179 kecelakaan dalam kurun waktu 2007-2010 sebagaimana dirangkum Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT).
Ia menjelaskan, Aksanawa mengadopsi pola pencarian International Aeronautical and Maritime Search and Rescue (IAMSAR) seperti Expanding Square dan Parallel Track Search.
Operasi Kapal Pencari Korban
Operator kapal Aksanawa nanti cukup memberikan perintah melalui microcontroller untuk menggerakkan kapal sesuai perintah secara otomatis.
Dalam operasinya, kapal penyelamat akan datang ke lokasi kecelakaan dengan membawa kapal Aksanawa.
Kapal Aksanawa lalu akan diluncurkan dari kapal penyelamat untuk mengeksplorasi daerah yang ditunjuk control station untuk mencari korban kecelakaan di perairan.
"Saat mendeteksi korban, kapal akan mengirimkan koordinatnya pada kapal penyelamat sembari mengikuti korban jika korban terbawa arus," jelas Dion, dikutip dari laman ITS, Rabu (4/1/2023).
Ia menambahkan, Aksanawa didesain menggunakan lambung katamaran sehingga stabil saat beroperasi.
Pendeteksian Korban
Ia menuturkan, Aksanawa menggunakan model deteksi objek berbasis deep learning agar dapat mencari korban di kondisi minim cahaya hingga kedalaman 31 meter.
"Meskipun berhasil memperoleh juara, kapal Aksanawa masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi, salah satunya mengganti kamera menjadi kamera termal yang mampu mendeteksi suhu," terang Dion.
Tahan 113 Menit
Dion menjabarkan, kapal Aksanawa mampu bertahan selama 113 menit dengan kecepatan 0,5 m/s dengan baterai Li-Po 6200 mAh. Kapal ini juga bisa dibongkar-pasang untuk mempermudah proses pengiriman kapal ke lokasi kecelakaan.
Ia menuturkan, kapal Aksanawa merupakan inovasi lanjutan kapal autonomous YOLO-Boat yang juga digagas para mahasiswa. Bedanya, Aksanawa telah memiliki 2 kamera di atas dan di bawah permukaan air dan konsumsi daya lebih rendah.
"Hal itu disebabkan oleh konsumsi memori Aksanawa hanya sebesar 20 MB, lebih sedikit dibanding YOLO-Boat yang memakan memori sebesar 200 MB," jelasnya.
Dengan memori lebih kecil, sambungnya, Aksanawa dapat mendeteksi korban lebih akurat karena Floating Point Operations Per Second (FLOPS) yang digunakan sangat sedikit.
"Dengan FLOPS yang sedikit, Aksanawa mampu menghasilkan skor 30 frame per second," pungkas mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS itu.
(twu/twu)