Biasanya, masyarakat kerap membuat resolusi memasuki awal tahun. Ini bertujuan agar keinginan dan harapan akan terwujud di tahun tersebut.
Sayangnya, justru banyak yang gagal dalam menjalankan resolusi yang sudah dibuat. Bahkan, kegagalan tersebut terjadi ketika awal tahun.
Menurut dosen Fakultas Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Edilburga Wulan Saptandari, M Psi, PhD, Psikolog, melakukan evaluasi terhadap apa yang dilalui selama setahun ke belakang menjadi satu hal yang harus dilakukan sebelum menyusun resolusi.
Sebagai contoh, menjalani hidup yang lebih sehat dengan rutin berolahraga. Tetapi, baru memasuki bulan Februari justru olahraga sudah tidak dilanjutkan lagi.
"Nah ini dievaluasi, kenapa tidak bisa dilakukan dengan baik? Oh ternyata karena sulit membagi waktu atau hilang semangatnya, atau juga karena tidak ada motivasi internal karena hanya ikut tren saja. Hal ini harus dilihat supaya untuk menyusun resolusi tahun depan tidak mengulangi kesalahan yang sama," ungkapnya.
Berkaitan dengan itu, Edilburga memaparkan kiat-kiat menyusun resolusi dengan baik dan bijak, sehingga si pembuat resolusi tidak gagal dalam menerapkannya.
Kira-kira apa saja ya? Berikut pembahasannya seperti dikutip dari laman resmi UGM pada Selasa (3/1/2023).
Kiat Menyusun Resolusi Anti Gagal
Edilburga memaparkan terkait metode SMART yang merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time Bound. Kiat ini dapat digunakan dalam menyusun resolusi tahun baru anti gagal.
1. Specific
Psikolog UGM itu menjelaskan, specific artinya resolusi yang dibuat harus benar-benar jelas dan detail. Contohnya, resolusi tahun ini menjalankan gaya hidup sehat, maka perlu dibuat secara spesifik seperti menambah 1 porsi buah dalam setiap kali makan.
2. Measurable
Yang kedua ialah measurable yang berarti menyusun resolusi secara terukur. Nah, resolusi yang dibuat terukur akan membantu dalam mengukur target yang akan dicapai.
"Contohnya, menambahkan 1 porsi buah dalam setiap kali makan. Ukurannya kan 1 porsi buah, jadi kalau tidak makan 1 porsi buah di setiap kali makan berarti ini belum tercapai resolusinya," ungkap Edilburga.
3. Achievable
Achievable berarti bisa dicapai. Perlu diingat, resolusi yang disusun harus realistis atau bisa diraih. Dengan begitu, tujuan dari resolusi dapat lebih terarah.
4. Relevant
Keempat adalah relevant. Artinya, resolusi yang dibuat harus relevan dengan kondisi pribadi masing-masing. Apakah resolusi tersebut benar-benar penting dan dibuat dengan alasan yang kuat dan benar.
Pakar Psikologi UGM itu menuturkan, relevan menjadi kunci keberhasilan pencapaian resolusi. Sebab, kadang tidak sedikit orang membuat resolusi yang sebetulnya merupakan hal yang tidak diinginkan.
Semisal, ingin hidup sehat, nah kenapa mau sehat? Jika setelah medical check up hasilnya kolesterol tinggi, menjalani gaya hidup lebih sehat menjadi jelas tujuannya karena memang ada kebutuhan untuk itu.
Menurut Edilburga, kebanyakan orang tidak ada keinginan yang sangat besar dan cenderung mengikuti tren resolusi yang berputar di dunia kesehatan. Oleh karenanya, sering tidak terpikirkan benar-benar dan berujung motivasi menjalani resolusi mudah turun hingga tidak tercapai.
5. Time Bound
Terakhir adalah time bound yang artinya batas waktu. Maksudnya, resolusi haru disusun berdasarkan waktu dalam pencapaiannya. Jadi, semua ada waktunya dan perlu dievaluasi.
Nah itulah kiat menyusun resolusi anti gagal dari Psikolog UGM. Semoga bermanfaat.
Simak Video "Resolusi Adipati Dolken di Tahun 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/nwk)