Viral Temuan Jari di Sayur Lodeh, Cara Saintifik Ini Bisa Ungkap Identitasnya

ADVERTISEMENT

Viral Temuan Jari di Sayur Lodeh, Cara Saintifik Ini Bisa Ungkap Identitasnya

Fahri Zulfikar - detikEdu
Rabu, 14 Des 2022 19:30 WIB
Ilustrasi Kasus Penemuan Potongan Jari Manusia di dalam Sayur Lodeh di Belu, NTT.
Foto: Ilustrasi Garis Polisi (detikcom/Grandyos Zafna)
Jakarta -

Baru-baru ini publik tengah digemparkan dengan penemuan potongan jari di sayur lodeh. Penemuan ini berawal dari dua orang warga yang membeli sayur di sebuah warung di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berdasarkan hasil penyelidikan dan pemeriksaan polisi, telah dipastikan bahwa potongan jari tersebut adalah jari manusia.

"Sudah dikonfirmasi dari pihak kedokteran Puskesmas, mereka menyatakan itu jari manusia dan itu identik," ungkap Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Belu Iptu Djafar Awad Alkatiri, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (14/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengungkap identitas pemilik jari, sejauh ini polisi telah memeriksa 5 orang saksi. Termasuk pemilik warung yang menjual sayur lodeh dan pemilik pabrik tahu.

Saintifik Punya Cara untuk Ungkap Identitas Bagian Tubuh

Selain pemeriksaan saksi untuk pendalaman kasus, dalam dunia forensik terdapat cara saintifik untuk mengungkap identitas dari bagian tubuh manusia.

ADVERTISEMENT

Mantan Kepala Lab DNA Pudokkes Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri, Drs. Putu T. Widodo, DFM, M.Si., mengatakan cara tersebut dilakukan dengan mengumpulkan data antemortem (sebelum kematian) dan postmortem (setelah kematian).

Apabila kedua data tersebut cocok maka identitas korban akan lebih mudah diketahui. Tapi apabila keduanya belum cocok maka akan diulangi kembali pengambilan data tersebut.

"Jika dua datanya ini tidak ada, pasti korban tidak bisa teridentifikasi," ungkapnya dikutip dari laman resmi UGM, Rabu (14/12/2022).

Cara saintifik seperti ini biasanya juga dilakukan untuk menemukan identitas korban kecelakaan jatuhnya pesawat terbang.

Tantangan Pengumpulan Data Antemortem

Meski bisa dilakukan, namun sejauh ini pengumpulan data antemortem belum banyak dipelajari karena mencari sampel data korban semasa masih hidup tidaklah mudah.

"Tantangannya jauh lebih besar, kita harus ketemu keluarga, sahabat karibnya, rumah atau tempat nongkrongnya di mana," ujar Widodo.

Sementara itu, dalam melakukan identifikasi korban, tim DVI biasanya menggunakan lima sumber data berupa data dari sidik jari, odontologi, DNA, data medis, dan properti korban.

"Khusus sidik jari, korban yang di bawah 17 tahun sulit dicari data lengkap sidik jari karena belum memiliki KTP. Begitu pun data odontologi karena tidak semua dokter selalu menyimpan rekaman gigi pasiennya. Sulit mendapatkannya," tutur alumnus Fakultas Biologi UGM tersebut.




(faz/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads