Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala (USK) mengekspor minyak nilam Aceh ke Perancis dengan nilai ekonomis Rp 2,5 milyar.
Nilam adalah jenis semak tropis penghasil semacam minyak atsiri nilam. Umumnya, daunnya diambil untuk diekstrak minyaknya, lalu diolah dalam produksi parfum, dupa, minyak atsiri, antiserangga, dan produk kosmetik.
Ketua ARC Universitas Syiah Kuala Dr Syaifullah Muhammad menuturkan, kegiatan ekspor ini merupakan bagian upaya membangkitkan lagi kejayaan nilam Aceh, komoditas unggulan di provinsi tersebut, dikutip dari laman Dikti Kemdikbud, Rabu (7/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, kegiatan ekspor nilam Aceh baginya tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga penting untuk mendorong semangat warga agar menanam nilam. Sebab, ekspor nilam Aceh mendorong permintaan minyak nilam pada petani nilam dengan harga yang menguntungkan warga.
Direktur PT U Green Aromatics International Faisal Al Farisi mengatakan, ekspor minyak nilam Aceh ini merupakan kolaborasi bisnis antara USK dengan perusahaan asal Perancis Nat Green.
Selanjutnya, USK akan rutin melakukan ekspor minyak nilam setiap dua bulan sekali.
Faisal menjelaskan, untuk menuju kerja sama ekspor ini, USK harus memiliki data riil terkait kondisi pertanian nilam di Aceh yang kemudian diaudit lembaga nasional.
"Data tersebut diaudit lembaga internasional. Jadi seperti itu, selain minyak nilam, kita juga harus menyediakan data. Ini adalah bentuk perubahan zaman dan kita harus siap," ucapnya.
Sebelumnya, USK juga merilis serum antiaging nilam Aceh, Elgeena. Serum antipenuaan ini merupakan produk inovasi dari Atsiri Research Center (ARC) USK di pabrik PT Focustindo, Cileungsi, Jawa Barat.
Syaifullah mengatakan, melalui program Kedaireka, 60 mahasiswa USK melaksanakan magang Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) selama 4 bulan untuk mempelajari nilam from seed to seal, yaitu dari pembibitan hingga dijual ke konsumen.
Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Marwan mengatakan, produk anti-aging ini merupakan hasil kolaborasi riset dan bisnis yang kemudian didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui program Kedaireka.
Ia menjelaskan, USK melakukan hilirisasi riset minyak nilam ARC untuk menciptakan serum anti-aging. Sebab, produksi skin care diminati perusahaan dan produknya diminati konsumen.
Marwan menuturkan, kolaborasi perguruan tinggi dengan dunia industri ini memungkinkan peningkatan nilai ekonomis produk berbasis komoditas unggulan daerah.
"Oleh karena itu, kami berharap program Kedaireka dapat terus mendukung inovasi USK menuju dunia industri," ucapnya.
Direktur PT Focustindo Sumardi menuturkan, komitmen dan SDM kompeten dari USK mampu mengoptimalkan nilam sebagai komoditas unggulan Aceh.
"Maka ketika ARC USK mengajak kami bekerja sama, kami langsung menyambutnya dengan baik. Dan akhirnya, Elgeena menjadi produk kosmetik pertama kami," jelasnya.
(twu/pal)