Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, melalui Kedaireka, telah resmi merampungkan program Matching Fund 2022. Dari program ini terkumpul 5.407 proposal reka cipta yang akan mendapatkan pendanaan dengan total Rp 11 T.
September 2022 menjadi waktu penentuan bagi peserta yang mendaftar program Matching Fund 2022. Kedaireka berhasil mengumpulkan 5.407 proposal reka cipta dari 509 perguruan tinggi, 27.184 dosen serta 143.683 mahasiswa.
Dikutip dari laman resmi Dikti Kemdikbud, Program Matching Fund Kedaireka adalah program pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang melibatkan insan perguruan tinggi dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) untuk bersama-sama terlibat dalam menjawab tantangan di dalam dunia industri serta membentuk ekosistem Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Platform Kedaireka sendiri diluncurkan sejak 2020 lalu dan sasaran dari program ini adalah perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta di bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi yang bekerja sama dengan DUDI. Setelah perguruan tinggi dan DUDI menyepakati kemitraan melalui Kedaireka, dosen perguruan tinggi dapat mengajukan proposal Matching Fund.
Total 5.407 proposal yang masuk Kedaireka
Tampaknya program ini menjadi primadona di kalangan civitas akademika dan juga dunia industri. Buktinya, tahun 2022 ini terdapat total 5.407 proposal yang masuk.
Dari jumlah ini terbagi menjadi dua bagian yakni 4.761 proposal kategori perguruan tinggi (Dikti) dan 616 proposal kategori vokasi atau terapan (Diksi).
Dibandingkan tahun sebelumnya, pada 2022 ini jumlah proposal yang masuk mengalami peningkatan hingga 410%. Dari data Kedaireka, pada tahun 2021 jumlah proposal yang masuk sebanyak 1.231 yang terdiri dari 1.050 proposal Dikti dan 181 proposal Diksi.
Antusiasme yang melonjak tajam ini mendapat apresiasi dari Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam. Ia menyambut baik atas lonjakan jumlah proposal reka cipta di tahun 2022.
"Saya mengucapkan terima kasih atas antusiasme yang begitu besar terhadap Program Matching Fund Kedaireka, khususnya periode ketiga di tahun 2022 ini. Melalui kolaborasi perguruan tinggi dan industri, saya berharap inovasi akan segera menghilir dan masalah yang dialami industri segera menghulu ke agenda riset di perguruan tinggi. Semoga sinergi inovasi pentahelix (semangat Kampus Merdeka) betul-betul berdampak pada pembangunan ekonomi dan kedaulatan bangsa," kata Nizam.
Total dana terkumpul hingga Rp 11 Triliun
Beriringan dengan melonjaknya jumlah proposal yang masuk, jumlah pendanaan kolaborasi antara Dikti dan Mitra DUDI juga ikut meningkat pesat. Peningkatan pendanaan ini bahkan mencapai angka 420% dibandingkan tahun 2021.
Pada tahun 2021 total dana kolaborasi yang terkumpul sebesar Rp 2.670.107.369.726, sementara di 2022 meningkat menjadi Rp11.201.828.441.989.
Dana ini nantinya akan disalurkan sesuai proposal yang masuk ke Kedaireka.
Menurut plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Tjitjik Srie Tjahjandarie bertambahnya dana kolaborasi yang terkumpul tidak lepas dari semakin banyak mitra DUDI yang ambil bagian.
"Sejauh ini sebanyak 5.407 proposal telah kami proses dengan maksimal. Harapan kedepannya, semoga semakin banyak insan Perguruan Tinggi dan mitra korporasi yang mendaftar untuk menciptakan sinergi antara perguruan tinggi dan industri," tuturnya.
Lima Tema Prioritas Program Matching Fund 2022
Program Matching Fund Kedaireka 2022 ini mengusung lima tema prioritas yang terdiri dari Ekonomi Hijau, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kemandirian Kesehatan dan Pariwisata. Selain lima tema tersebut, Matching Fund 2022 juga membuka tema umum lainnya untuk proposal.
Ekonomi hijau meliputi pertanian berkelanjutan, konservasi sumber daya, energi terbarukan. Ekonomi biru mencakup budidaya dan pengelolaan sumber daya laut dan pengembangan teknologi pengelolaan sumber daya laut. Ekonomi digital berupa pengembangan industri gim dan animasi, pembuatan dan pengembangan layanan berbasis teknologi untuk UMKM.
Tema kemandirian kesehatan meliputi pembuatan dan pengembangan alat kesehatan, pembuatan dan pengembangan obat herbal dan non-herbal serta penanganan permasalahan stunting. Adapun pariwisata mencakup pengembangan dukungan program wisata di lima destinasi super prioritas, pengembangan platform dan database untuk melakukan kurasi budaya.
Melalui tema-tema ini, perguruan tinggi dan mitra industri di tanah air memiliki kesempatan untuk berkolaborasi. Diharapkan dengan adanya kerjasama ini dapat menghasilkan karya reka cipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat.
Kepala Subbagian Tata Usaha Setditjen Diktiristek, Didi Rustam berharap kerja keras dari semua pihak dalam mengupayakan Program Matching Fund Kedaireka dapat bermanfaat melahirkan gagasan inovatif dan mendukung implementasinya dengan skema pendanaan matching fund. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada semua mitra yang telah terlibat bersinergi di Kedaireka Matching Fund 2022.
"Program Matching Fund Kedaireka 2022 telah diselenggarakan dengan usaha yang luar biasa oleh semua pihak. Tentunya penyelenggaraan ini juga kami jadikan pembelajaran untuk menyelenggarakan program Matching Fund Kedaireka lebih baik lagi kedepannya. Saya harap insan perguruan tinggi dan mitra industri yang belum sempat mendaftar atau belum mendapat pendanaan di tahun ini masih terus bersemangat untuk mendaftar lagi di tahun depan," pungkas Didi.
(dvs/lus)