Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair), Deanita Nurkhalisa turut membagikan pengalamannya belajar di University of Sussex, Inggris. Dirinya menjadi salah satu penerima awardee program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).
Dilansir dari laman resmi kampus pada Kamis (3/11/2022), Deanita juga bercerita mengenai bekal yang harus ia persiapkan untuk lolos seleksi IISMA 2022.
Ragam tes diikutinya, mulai dari tes bahasa Inggris yang mencakup reading, listening, writing, speaking, hingga tata bahasa atau grammar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi saya hal yang paling menantang dalam proses tersebut adalah menyiapkan essay dan wawancara," ungkapnya.
Meski begitu, mahasiswa FISIP tersebut berhasil lolos dan berkesempatan belajar selama satu semester di Inggris sejak September 2022 hingga Januari 2023. Berkaitan dengan itu, Deanita membagikan pengalamannya selama berkuliah di Inggris.
Tantangan dalam Proses Adaptasi
Banyak tantangan yang dihadapi oleh Deanita selama belajar di University of Sussex, terutama dalam proses adaptasi. Menurutnya, perbedaan budaya dan gaya hidup masyarakat Inggris jadi salah satunya.
"Menurut saya yang jadi tantangan adalah gimana hidup menjadi locals. Misalnya, perbedaan matahari terbit dan terbenam yang sangat berbeda dengan Indonesia. Di sini matahari terbit pukul 7.30 dan tenggelam pukul 19.00," katanya.
Selain itu, ketika ingin bepergian ke suatu tempat, ia harus mengetahui dengan pasti tujuan lokasi, kendaraan yang akan digunakan, dan tempat turun. Tentunya, sebagai seorang pendatang baru hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi.
"Sebagai pendatang baru ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya agar tidak tersesat dan tak tau arah kembali pulang," ujarnya.
Manajemen Waktu dan Uang
Manajemen waktu dan uang juga menjadi hal penting yang diperlukan Deanita selama kuliah di Inggris selain lingkungan dan budaya yang berbeda darinya. Terlebih, dirinya masih kesulitan memahami aksen penduduk lokal.
"Kadang komunikasi sama locals itu tidak 100 persen lancar. Tetapi, itu bisa diatasi dengan latihan terus menerus. Sepanjang kita terbiasa dengan aksen mereka dan kita mengkomunikasikan kebutuhan kita, niscaya pasti berjalan dengan lancar," tuturnya.
Upaya Memperkenalkan Indonesia ke Dunia Internasional
Program IISMA yang diikuti Deanita bukan sekadar pertukaran pelajar, melainkan juga sebagai upaya memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah internasional.
"Aku rasa dengan bawa nama IISMA dan Indonesia di UK sendiri udah jadi sesuatu yang bisa dilihat oleh mata internasional bahwa mahasiswa Indonesia juga punya komunitas belajar dari berbagai negara," papar Deanita.
"Aku juga merasa tiap diaspora mahasiswa Indonesia di mancanegara bisa direpresentasikan dengan berbagai cara. Misal dengan memperkenalkan makanan Indonesia, batik, bahasa indonesia, atau hal-hal lainnya," imbuhnya.
Selama mengikuti program IISMA, Deanita juga merasakan bagaimana kerja sama dan menjalin hubungan pertemanan dalam lingkup internasional.
Ia berharap ilmu yang diperolehnya selama mengikuti IISMA akan berguna bagi Indonesia dan menjadi bekal untuk pembangunan bangsa.
"Misalnya, pembangunan. Aku bisa mengasosiasikan dari kasus-kasus yang ada di indonesia bagaimana pembangunan ini berdampak pada lingkungan dan gimana kita bisa reorientasi. Sehingga tujuan dari pembangunan kita dapat berjalan kearah yang lebih berkelanjutan," pungkas mahasiswa Unair itu.
(faz/faz)