Profesor Ekonomi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Izza Mafruhah, S.E., M.Si. maju mempatenkan dua motif batik. Tak disangka, batik itu adalah karya sang profesor.
Dua motif batik yang Prof. Izza patenkan bernama Bimantara dan Abhipraya. Kedua motif batik tersebut ia desain khusus dengan mengangkat kekayaan alam Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Pembuatan batik ini termasuk dalam agenda Matching Fund Kedaireka yang ia jalankan. Kedaireka adalah platform kerja sama antar perguruan tinggi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri serta pihak-pihak terkait.
Tahun ini, Izza dan tim dinyatakan lolos pendanaan Kedaireka dengan nilai lebih dari Rp 1 miliar sekaligus menjadi yang tertinggi di UNS.
Makna Bimantara dan Abhipraya, Dua Batik yang Dipatenkan
1. Makna Batik Bimantara
Motif batik pertama yang Izza patenkan bernama Bimantara. Miliki arti jiwa yang hebat dalam bahasa Sanskerta, motif batik tersebut dikhususkan untuk memutihkan legenda yang ada di Gunung Kemukus.
Menurutnya, Gunung Kemukus selama ini mendapat stigma negatif di masyarakat karena ada ritual pesugihan dengan cara-cara tidak etis dipraktikkan di sana. Padahal jika ditelisik lebih lanjut, Gunung Kemukus memiliki sejarah panjang tentang penyebaran agama Islam.
"Saya sudah pernah bercerita sebelumnya bahwa ada hal-hal yang sifatnya negatif sehingga akan kita putihkan. Nah, salah satu bentuk yang kelihatan adalah dalam bentuk platform yang kita pakai, yaitu baju yang kita pakai. Sekarang kan orang suka pakai batik, jadi kami membuat sebuah batik yang mewakili maksud atau tujuan kami," jelasnya seperti dikutip dari situs UNS, Rabu (2/11/2022).
2. Makna Batik Abiphraya
Adapun motif batik kedua yakni Abhipraya. Berbeda dengan motif Bimantara yang hanya berfokus pada legenda yang ada di Gunung Kemukus, Abhipraya menampung semua kekhasan dari Kabupaten Sragen.
"Ini sebenarnya bukan asli Gunung Kemukus ya, tetapi seluruh wilayah yang ada di Sragen gitu. Jadi Gunung Kemukus hanya salah satu yang sarat makna bahwa di sana itu lambang kesuburan, lambang kemakmuran gitu," jelas profesor dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS itu.
Kemudian Izza menjelaskan, Gunung Kemukus dilambangkan dengan kesuburan dalam batik, yang disimbolkan dengan elemen padi-padian. Elemen ini disertai dengan elemen aliran air yang menuju Waduk Kedung Ombo.
"Sehingga dengan indahnya bunga, kesuburan tanah, kemudian penjagaan ekosistem, nanti diharapkan bisa memberikan harapan sebagai Sragen yang hebat, Sragen yang berdasarkan heritage, ecology, batik, agriculture, kemudian tourism-nya," tuturnya.
Laku Keras
Izza menuturkan, saat ini batik dengan motif tersebut sudah banyak yang pesan. Pemesan ada pula yang berasal dari luar Sragen.
Meskipun demikian, saat ada pesanan, beliau akan meminta Unit Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sragen untuk membuatnya sehingga masyarakat Sragen bisa lebih produktif dan berdaya.
Saat, ini kedua motif batik tersebut sudah tercatat di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) milik Izza dan tim. Dengan demikian, kedua motif tersebut sudah menjadi kuasa penuh dari pemilik HAKI. Tertarik untuk mengenakan batik karya Prof. Izza dan tim, detikers?
Simak Video "Video: Seberapa Kenal Kamu dengan Batik di Indonesia?"
(nir/twu)