- Sejarah Hari Batik Nasional
- Motif Batik Jawa Timur 1. Motif Merak 2. Motif Reog 3. Motif Gajah Oling 4. Motif Pring Sedapur 5. Motif Lok Chan
- Batik Khas Jawa Timur 1. Batik Tuban 2. Batik Pacitan 3. Batik Madura 4. Batik Tulungagung 5. Batik Kediri 6. Batik Gresik 7. Batik Lamongan 8. Batik Surabaya 9. Batik Jember 10. Batik Bojonegoro
- Pengaruh Budaya Lokal pada Batik Jawa Timur 1. Ekspresi Seni Tradisional 2. Pakaian Adat dan Seremonial 3. Pariwisata Budaya
Batik menjadi warisan budaya luhur Indonesia yang telah diakui dunia. Setiap tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional (HBN). Peringatan ini menjadi cara menjaga identitas bangsa Indonesia.
Ada beragam motif batik di Indonesia. Bahkan, di setiap daerah memiliki ciri khas dan filosofi masing-masing. Hingga kini, batik masih terus dilestarikan masyarakat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Batik Nasional
Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober untuk mengenang pengakuan internasional terhadap batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO pada tahun 2009. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan batik sebagai identitas budaya Indonesia.
Pada 4 September 2008, pemerintah Indonesia mengajukan batik ke UNESCO melalui kantor Menko Kesejahteraan Rakyat di Jakarta, dengan tujuan agar batik diakui sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi. Setelah melalui proses evaluasi, pada 2 Oktober 2009, batik resmi dikukuhkan dalam sidang ke-4 Komite Antar Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda di Abu Dhabi sebagai warisan budaya dunia.
Sebagai tindak lanjut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, yang dikeluarkan pada 17 November 2009.
Hari Batik Nasional bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebagai pengingat untuk menjaga dan melestarikan batik sebagai bagian dari identitas bangsa. Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat semakin mencintai dan menghargai warisan budaya tersebut.
Motif Batik Jawa Timur
Mengutip dari detikJatim, dalam situs resmi Batik Prabuseno, Betik yang dimiliki Jawa Timur sudah ada sejak abad ke-13. Daerah yang paling legendaris dalam pembuatan batik di Jawa Timur, terdapat di Pulau Madura dan Tuban.
Jawa timur memiliki motif batik yang mencerminkan kekayaan budaya dan sejarah yang melekat dari daerah tersebut. Berikut beberapa motif batik khas Jawa Timur.
1. Motif Merak
Motif merak terinspirasi dari burung merak yang dianggap sebagai lambang kemewahan, kebangsawanan, dan keberuntungan. Motif ini sering dimaknai sebagai simbol keindahan dan keanggunan.
2. Motif Reog
Motif ini terinspirasi dari pertunjukan seni tradisional yang melibatkan topeng hewan mitologi, seperti singa atau macan dan tari-tarian. Motif ini menggambarkan kekuatan dan semangat juang.
3. Motif Gajah Oling
Motif ini melambangkan kebesaran. Seringkali diartikan sebagai bentuk pengingat kebesaran Tuhan.
4. Motif Pring Sedapur
Motif ini terinspirasi dari pohon bambu yang tumbuh memanjang. Seringkali motif ini dimaknai kerukunan.
5. Motif Lok Chan
Motif ini adalah perpaduan dari budaya Cina. Motif bergambar burung hong atau phoenix memiliki makna kepercayaan bagi masyarakat Cina. Makna ini melambangkan kekuatan.
Batik Khas Jawa Timur
Batik khas Jawa Timur menampilkan ragam motif yang unik dan kaya makna, mencerminkan budaya serta tradisi lokal dari berbagai daerah di provinsi ini. Mengutip detikJatim, terdapat 10 batik khas Jawa Timur yang menjadi identitas dan kebanggaan warisan seni tekstil daerah tersebut.
1. Batik Tuban
Batik Tuban memiliki motif yang dipengaruhi budaya Tionghoa. Ciri khas yang dimiliki batik Tuban dapat dilihat dari warnanya yang sering digunakan, seperti biru tua, merah, dan kuning. Motif batik Tuban yang paling populer yakni Lok Chan, Macanan, dan Guntingan.
2. Batik Pacitan
Batik Pacitan atau batik Lorok memiliki motif utama flora dan fauna. Warna khas dari batik ini muncul dari pengaruh batik Yogyakarta dan Solo, sehingga menghasilkan warna biru (nila) dan cokelat (Soga).
3. Batik Madura
Batik Madura dikenal sejak abad ke-16. Ciri khas warna batik Madura dikenali dari kecenderungan warna terang dan mencolok, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Warna terang tersebut berasal dari pewarna alam (soga alam).
Dilansir dari repository ISI Jogja, motif batik ini dipengaruhi dari batik Yogyakarta dan Solo. Seperti motif batik Madura Sekarjagat, Daun Memba, Gorek Besi, Keraben Sapeh, Kempeng Saladerih, dan Padih Kepa'i.
4. Batik Tulungagung
Batik Tulungagung dominan dengan warna hitam dan cokelat dengan corak kuning keemasan. Terdapat tiga ragam jenis Batik Tulungagung, di antaranya Batik Bangoan, Majanan, dan Kalangbret.
5. Batik Kediri
Dikutip dari jurnal Seni Budaya, Batik Kediri telah dirintis sekitar 30 tahun yang lalu. Motif dan pola Batik Kediri, di antaranya Batik Sawung Tunjung Tejamaya, Padma Loka, Moksa, Jaranan, Gunung Kelud, Anak Gunung Kelud, Monumen Simpang, Mangga Podang, dan Nanas Podang.
6. Batik Gresik
Pada masa Kerajaan Paku Buwono X, Gresik dijadikan sebagai kota batik. Motif batik ini berasal dari ikon khas Gresik. Seperti motif batik Loh Bandeng, didapat dari ikan bandeng. Selain itu, ada pula motif Rusa Bawean, Bakau, Sekar Pudak, Betoyo Guci, Mahkota Giri Kedaton, dan lain sebagainya.
7. Batik Lamongan
Motif khas Lamongan memiliki ciri khas kecil dan detail. Terdapat beberapa motif khas Lamongan, di antaranya Burung Slempang, Bandeng Lele, Gapuro Tanjung Kodok, Kepiting, Kumbang, dan tumbuh-tumbuhan Bunga.
8. Batik Surabaya
Batik Surabaya menggunakan batik cap dan tulis. Seperti motif Kembang Semanggi, Sawunggaling, Cheng Ho, Ujung Galuh, dan Mangrove.
9. Batik Jember
Motif batik Jember berasal dari potensi komoditas yang ada di Kabupaten tersebut, yakni Kakao, Tembakau, Kopi, Bambu, Buah Naga, Burung dan Kupu-kupu.
10. Batik Bojonegoro
Batik Bojonegoro memiliki 14 motif khas, yakni Sekar Jati, Rancak Thengul, Mliwis Mukti, Sata Gondo Wangi, Pari Sumilak, Parang Lembu Sekar Rinambat, Parang Dahono Munggal, Gatra Rinonce, Belimbing Lining Lima, Pelem-pelem Sumilar, Woh Roning Pisang, Surya Salak Kartika, dan Sebagainya.
Pengaruh Budaya Lokal pada Batik Jawa Timur
Keunikan batik Jawa Timur tak lepas dari pengaruh budaya lokal yang kaya, di mana setiap motif mencerminkan kearifan, sejarah, dan identitas masyarakat setempat. Dari corak hingga warna, batik Jawa Timur menjadi cermin perpaduan seni tradisional dan nilai-nilai lokal yang diwariskan turun-temurun.
1. Ekspresi Seni Tradisional
Batik dari Jawa Timur menjadi media ekspresi seni tradisional. Motifnya mencerminkan kekayaan sejarah, mitos, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa Timur.
2. Pakaian Adat dan Seremonial
Batik Jawa Timur sering digunakan sebagai pakaian adat dalam upacara pernikahan, adat, serta acara penting lain. Batik ini menjadi simbol keanggunan dan kehormatan dalam tradisi lokal.
3. Pariwisata Budaya
Batik Jawa Timur memberi kontribusi dalam pariwisata budaya. Wisatawan seringkali ingin mengenal lebih dekat dalam proses pembuatan batik dan memahami setiap motif yang tercipta dari batik Jawa Timur.
Artikel ini ditulis Eka Fitria Lusiana, peserta magang PRIMA Kemenag di detikcom.
(hil/irb)