Prilly Ngajar di UGM Kutip Hewer & Brownlie, Contohkan Rudy Salim - Raffi Ahmad

ADVERTISEMENT

Prilly Ngajar di UGM Kutip Hewer & Brownlie, Contohkan Rudy Salim - Raffi Ahmad

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 29 Sep 2022 13:00 WIB
Prilly Latuconsina jadi dosen di UGM. Prilly mengajar di Fisipol UGM sebagai dosen praktisi dengan mata kuliah Kajian Selebritas, Kamis (29/9/2022).
Prilly Latuconsina mengajar di UGM tentang Kajian Selebritas di hadapan mahasiswa Fisipol UGM. Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJateng
Jakarta -

Prilly Latuconsina menjadi dosen tamu di Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat Program Praktisi Mengajar Kemendikbudristek, Kamis (29/9/2022). Di kelas Kajian Selebritas untuk mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM, Prilly salah satunya menyoal selebritisasi.

Prilly mengatakan, mengutip Paul Hewer dan Douglas Brownlie, selebritisasi selalu berujung pada tujuan marketing.

Selebritisasi adalah gejala perubahan sosial dan budaya yang disebabkan selebritas. Istilah ini dikemukakan Joshua Gamson.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di pembahasan selebritisasi yang berujung pada marketing, Prilly mengangkat contoh kasus Rudy Salim hingga Raffi Ahmad.

Ia menerangkan, Rudy Salim, pemilik Prestige Corp, kerap membuat konten kolaborasi dengan selebritas dan pejabat tentang mobil sport dan barang mewah lainnya. Prilly mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya Rudy Salim dengan tujuan marketing memasarkan Prestige sebagai penyedia barang dan mobil mewah di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Di kasus Rafi Ahmad, Prilly menuturkan, pemilik Rans Entertainment hingga Rans FC tersebut rutin membuat konten keseharian bersama keluarga dan rekan bisnis, termasuk beberapa brand yang mendukungnya. Dari sisi marketing, nama Raffi Ahmad menjadi sebuah jaminan.

Lebih lanjut, Prilly mencontohkan Gilang dan Shandy, pemilik MS Glow yang kerap membuat konten tentang kehidupan pribadi dan bisnisnya. Ia mengatakan, tiap konten tersebut meperlihatkan pencapaian dari kerja keras keduanya selama ini.

"Yang diposting adalah kehidupan pribadinya, tetapi ini menarik orang untuk tahu brand dan mau mencoba produknya," kata Prilly.

Di sisi lain, Prilly menuturkan, selebritisasi juga sangat berdampak untuk isu sosial. Ia mencontohkan, followers Raffi Ahmad yang melihat post tentang menanam pohon di akun media sosial Raffi Ahmad dapat terpengaruh untuk ikut menanam pohon.

"Jadi yang followersnya banyak enggak boleh malas untuk mengusung isu sosial," tuturnya.

Ia menambahkan, menyadari aset digitalnya, ia pun turut memanfaatkan selebritisasi untuk mengusung isu kanker serviks.

"Kanker serviks isunya dekat pada saya, dan ini satu-satunya kanker yang bisa dicegah melalui vaksin," kata Prilly.

"Untuk itu, saya memanfaatkan aset digital saya untuk isu sosial," imbuhnya.

Selebritisasi dan Selebrifikasi

Prilly menuturkan, ada perbedaan antara selebrifikasi dan selebritisasi. Selebrifikasi melibatkan transformasi orang biasa atau tokoh masyarakat menjadi selebritas.

Ia menambahkan, selebrifikasi merupakan transformasi yang dicirikan oleh perpaduan antara yang biasa yang luar biasa. Proses selebrifikasi dapat ditempatkan pada tingkat individu.

Sementara itu, selebritisasi adalah sebuah meta-proses, yang fokusnya lebih pada sifat dan landasan sosial serta budaya yang berubah, bukan pada mengukur penurunan atau peningkatannya.

Prilly menerangkan, selebritisasi telah ditempatkan pada tingkat bidang sosial yang menyiratkannya bukan sebagai proses tunggal yang memengaruhi masyarakat dan budaya pada umumnya, tetapi harus dianalisis dan dibandingkan dalam bidang sosial tertentu.

Kuliah Prilly Latuconsina di UGM selanjutnya direncanakan akan berlangsung pada pertengahan Oktober 2022.




(twu/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads