Secara umum, pelajar yang akan memasuki jenjang kuliah biasanya berusia 18 tahun. Namun, hal ini tidak berlaku bagi Muhammad Hidayatullah Fiddien, mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang masih berusia 15 tahun.
Hidayat, sapaan akrabnya merupakan salah satu mahasiswa baru UAD pada tahun ajaran 2022. Melansir dari laman kampus, Universitas Ahmad Dahlan telah menerima sebanyak 6.982 mahasiswa baru tahun ini.
Dari ribuan mahasiswa tersebut, Hidayat yang berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (Kesmas) itu menjadi salah satu yang termuda. Ia lahir pada 1 Oktober 2006 di Desa Leu, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hidayat Masuk Sekolah Lebih Awal
Menurut ceritanya, Hidayat menempuh jenjang pendidikan seperti anak-anak pada umumnya, mulai dari Sekolah Dasar (SD), lalu Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga menamatkan Sekolah Menengah Akhir (SMA).
"Saya disekolahkan oleh bapak saya memang lebih awal, ya saya nurut saja dengan arahan dan bimbingan dari bapak. Sama seperti anak-anak lain, saya SD 6 tahun, SMP dan SMA juga 3 tahun," ungkap Hidayat.
Hidayat menuturkan, dirinya sempat mendaftar di dua perguruan tinggi negeri (PTN) lain yakni Universitas Airlangga, Surabaya, dan Universitas Negeri Malang. Sayangnya, ia tidak lolos pada tahap administrasi.
Tidak patah semangat, pria yang akan berusia 16 tahun pada Oktober itu mencoba untuk mendaftar secara mandiri jalur PMDK-UTBK di UAD dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.
Hasilnya, Hidayat lolos di kedua universitas itu. Di Udinus, ia diterima pada Program Studi (Prodi) Kesehata Lingkungan, sedangkan di UAD masuk di Kesmas.
"Dari pendaftaran di UAD dan Udinus, saya lolos masuk di keduanya. Untuk di Udinus, saya keterima di Program Studi (Prodi) Kesehatan Lingkungan, sedangkan di UAD keterima di Kesmas," jelas pria kelahiran 2006 itu.
Konsultasi Mengenai Jurusan dengan Orang Tua
"Setelah berkonsultasi dengan orang tua, saya memutuskan untuk memilih UAD," tambahnya.
Hidayat menuturkan, alasan dirinya berkonsultasi dengan kedua orang tuanya karena masalah jurusan.
"Pada waktu itu, orang tua menyarankan untuk memilih jurusan Kesmas saja, mengingat kebermanfaatan dan prospek kerja ke depan lebih luas dibandingan Kesehatan Lingkungan, terutama di daerah tempat tinggal saya," kata Hidayat.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ketika menjalani sesi pengenalan program studi atau P2K di UAD, ia semakin yakin untuk memilih jurusan Kesmas.
"Sebab para pimpinan menjelaskan secara detail terkait peminatan, kemampuan yang harus dikuasi, dan juga prospek kerja yang akan didapatkan," pungkas mahasiswa baru UAD tersebut.
(lus/lus)