Bangga! Tim Indonesia Sabet 14 Medali Sekaligus di Ajang IESO ke-15

ADVERTISEMENT

Bangga! Tim Indonesia Sabet 14 Medali Sekaligus di Ajang IESO ke-15

Anisa Rizki Febriani - detikEdu
Jumat, 02 Sep 2022 19:32 WIB
Tim Indonesia Sabet 14 Medali Sekaligus di Ajang IESO ke-15
Tim pelajar Indonesia di ajang IESO ke-15 (Foto: Kemdikbud)
Jakarta -

Sebanyak 14 medali berhasil diraih oleh siswa Indonesia yang tergabung dalam Tim Olimpiade Ilmu Kebumian Indonesia (TOIKI) pada ajang International Earth Science Olympiad (IESO) ke-15. Kompetisi internasional itu digelar secara daring di Aosta, Italia pada 25-31 Agustus 2022.

Tim Indonesia memperoleh medali dari setiap kategori lomba. Medali-medali tersebut terdiri dari dua emas, empat perak, dan delapan perunggu. Selain itu, tim Indonesia juga mendapatkan dua honorable mention.

Tim Indonesia terdiri dari delapan siswa jenjang SMA/MA dan SMK, yaitu:

  1. Alvin Dermawan dari SMAN 1 Probolinggo
  2. Fahreza Nurhidayat dari SMAS Al-Azhar Mandiri Palu
  3. Gevin Kurniawan dari SMAN Plus Provinsi Riau
  4. Muhammad Wildan Tamami dari SMAN 1 Ponorogo
  5. Revanda Ghassan Randityo dari SMAN 1 Tambun Selatan
  6. Sheren Ardeline Tantrian dari SMAK Immanuel Pontianak
  7. Yoga Sanjaya dari SMAN 3 Surakarta
  8. Wafi Haidi dari MAN Insan Cendekia Serpong

"Terima kasih atas semangat dan prestasi di IESO 2022. Ini akan menjadi inspirasi bagi semua teman-teman pelajar lainnya di bidang kebumian. Capaian ini merupakan energi positif yang dapat memberikan semangat untuk berprestasi di waktu mendatang," terang Hendarman selaku Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompetisi IESO 2022 Terdiri dari Empat Kategori

Mengutip dari laman Puspresnas pada Jumat (2/9/2022), IESO 2022 terdiri dari empat kategori lomba, yaitu:

ADVERTISEMENT

1. Data Mining Test (DMT)

DMT merupakan uji kemampuan siswa untuk menelusuri data teori dan lapangan dalam referensi yang diberikan, mengolahnya, dan menarik kesimpulan. Tes ini lebih menekankan pada penalaran siswa dalam mempraktikkan pemahaman teoritis dalam ilmu kebumian untuk kasus tertentu.

Dalam tes ini, ada 4 kasus yang diangkat yaitu The Alpine Orogeny from Alps to Himalaya: Similarities and differences; Climate change; Asteroids: Space rocks that orbit the Sun; dan Volcanoes and Earthquakes: Science and history.

Secara rinci, perolehan medali dalam kategori individu Data Mining Test (DMT) diraih oleh Revanda Ghassan Randityo meraih medali emas; Fahreza Nurhidayat meraih medali perak; dan Muhammad Wildan Tamami, Sheren Ardeline Tantrian, Wafi Haidi, dan Alvin Dermawa masing-masing meraih medali perunggu. Lalu, penghargaan honorable mention juga diraih oleh Gevin Kurniawan dan Yoga Sanjaya dalam kategori ini.

2. Earth Learning Students' Idea (ELSI)

Para peserta dalam kategori ini diminta membuat video atau reel untuk menjelaskan mengenai berbagai fenomena di ilmu kebumian. Dengan judul video "Angle of Repose", Sheren Ardeline berhasil memperoleh medali emas.

Selain itu, video berjudul "Prediction of The Sun Diameter" juga berhasil menghantarkan Wafi Haidi memperoleh medali perunggu.

3. National Team Field Investigation (NTFI)

Sementara itu, pada kategori kelompok lomba National Team Field Investigation, tim Indonesia yang dibagi menjadi dua kelompok masing-masing berhasil memperoleh 1 (satu) medali perak.

Perolehan medali ini didapatkan setelah mengajukan penelitian yang luar biasa. Tim pertama Indonesia terdiri dari Gevin Kurniawan, Sheren Ardeline Tantrian, Wafi Haidi, dan Muhammad Wildan Tamami mengajukan judul penelitian: The Effects of Annular Solar Eclipse on Tidal Heights in Pemangkat Coast, West Kalimantan, Indonesia.

Kemudian, tim kedua Indonesia yang terdiri dari Fahreza Nurhidayat, Alvin Dermawan, Yoga Sanjaya, dan Revanda Ghassan Randityo mengajukan judul Provenance of Sediments in the Opak River, Yogyakarta, Indonesia.

4. Earth System Project (ESP)

Pada kategori ESP, siswa dibagi menjadi kelompok internasional. Setiap kelompok harus berdiskusi untuk menjelaskan dan memberikan solusi dari topik atau kasus tertentu yang diberikan oleh dewan juri. Kemudian, hasil riset tersebut diwujudkan dalam sebuah poster yang kemudian dipamerkan dan dinilai oleh para juri.

Topik-topik tersebut berkaitan dengan isu-isu yang aktual, misalnya hubungan antara pemanasan global dengan sistem bumi dan kehidupan manusia (migrasi, kekeringan, pandemi) serta hubungan perubahan iklim dengan berbagai bencana alam.

Dalam kategori ini, Revanda Ghassan berhasil meraih medali perak, dan Muhammad Wildan Tamami, Fahreza Nurhidayat dan Wafi Haidi berhasil meraih medali perunggu.

IESO 2022 Diikuti Sebanyak 304 Pelajar dari 40 Negara

IESO 2022 diikuti oleh 304 pelajar dari 40 negara. IESO merupakan ajang kompetisi pelajar pra perguruan tinggi untuk bidang ilmu kebumian yang meliputi pengetahuan terkait geosfer (geologi dan geofisika), hidrosfer (hidrologi dan oseanografi), atmosfer (meteorologi dan klimatologi) dan astronomi (sains keplanetan).

Ajang IESO 2022 diwadahi oleh International GeoScience Education Organization (IGEO) yang merupakan suatu organisasi internasional dengan anggota para pendidik/organisasi/institusi pendidikan ilmu kebumian di seluruh dunia baik untuk tingkat pra perguruan tinggi maupun perguruan tinggi.






(lus/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads