3 Juta Lulusan Butuh Pekerjaan, Menko PMK: Mahasiswa Harus Bermental Entrepreneur

ADVERTISEMENT

3 Juta Lulusan Butuh Pekerjaan, Menko PMK: Mahasiswa Harus Bermental Entrepreneur

Fahri Zulfikar - detikEdu
Selasa, 30 Agu 2022 12:30 WIB
ilustrasi fokus pengusaha wanita muda
Foto: Thinkstock/Ilustrasi Pengusaha Muda
Jakarta -

Data Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) menunjukkan, pada tahun 2030 Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi. Di tahun tersebut, jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) produktif akan lebih besar daripada yang non produktif.

Di satu sisi, bonus demografi adalah anugerah karena angkatan kerja produktif Indonesia melimpah. Namun, di sisi lain, bonus demografi juga terdapat tantangan besar.

Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengatakan dengan adanya angka tersebut maka pemerintah harus menyediakan setidaknya 3,6 juta lapangan pekerjaan tiap tahunnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, hal ini diakuinya cukup sulit jika hanya pemerintah yang menyediakan lapangan kerja saja.

"Karena kalau mengandalkan pemerintah harus menyiapkan 3,6 juta lapangan kerja per tahun sangat tidak mungkin. Kondisi industri kita belum sebagus negara maju," ujarnya dikutip dari laman Kemenko PMK, pada Selasa (30/8/2022).

ADVERTISEMENT


3 Jutaan Lulusan Butuh Pekerjaan

Terkait usia produktif yang dimiliki Indonesia, Muhadjir membeberkan data bahwa pada 2021 lalu, tercatat ada 146,1 juta penduduk yang ada di usia produktif.

Dari jumlah tersebut, ada 7 juta yang belum mendapatkan pekerjaan sebelum pandemi, kemudian naik menjadi 9 juta saat pandemi dan kini menurun menjadi 8 juta jiwa.

"Belum lagi jumlah wisudawan yang diluluskan oleh perguruan tinggi mencapai 1,3 juta. Pun dengan lulusan SMA, SMK serta Aliyah yang tak bisa melanjutkan kuliah di angka 1,6 juta," jelasnya.

"Sehingga paling tidak ada 3 jutaan angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Maka saya mendorong perguruan tinggi untuk mencetak wirausaha yang mampu membuka lapangan kerja bagi masyarakat lain," tambah Muhadjir.

Dorong Anak Muda untuk Jadi Pengusaha

Dengan kondisi ini, Menko PMK mendorong anak-anak muda untuk memiliki mental pengusaha sebagai cara dalam memanfaatkan bonus demografi.

"Pilihan paling rasional yaitu mendorong anak-anak muda untuk terjun ke dunia usaha untuk mandiri. Menjadi employer bukan employee. Itu idealnya," ujar Muhadjir.

Menko PMK juga meminta kepada perguruan tinggi untuk mendesain skema pendidikan yang bisa menjadikan lulusannya memiliki mental pengusaha.

Menurut Muhadjir, apabila setiap perguruan tinggi bisa menciptakan lulusan yang memiliki mental pengusaha dan menciptakan lapangan kerja, maka tantangan bonus demografi bisa dilewati dengan baik.

"Kalau kita berhasil menyiapkan angkatan kerja sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerja dan tersedia lapangan kerja yang sangat luas, baru kita bisa menjadi negara maju. Tetapi kalau gagal, maka kita akan masuk menjadi negara middle income trap, negara pendapatan menengah," paparnya.

Menko PMK menerangkan, pemerintah tetap berupaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk para angkatan kerja produktif.

Di samping itu dia juga meminta agar perguruan tinggi mendidik dan melatih para mahasiswa dan mahasiswinya menjadi pengusaha dan pencipta lapangan pekerjaan.

Menurutnya, untuk mencapai kesuksesan bonus demografi bukan hanya tugas pemerintah saja. Tetapi perlu sinergi dan gotong royong bersama semua pihak termasuk dunia industri dan perguruan tinggi.

"Sangat berat kalau kita tidak memikul gotong royong untuk menyiapkan itu. Karena itu mendidik anak-anak mahasiswa sejak awal menjadi percaya diri berani mengambil resiko bekerja keras itu harus dilakukan. Agar dia menjadi entrepreneur handal, risk taker yang tidak hanya mencari selamat," tuturnya.




(faz/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads