Kiprah mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) di industri film, baru-baru ini ditorehkan oleh Rizma Pujatirta. Dirinya sukses mengambil bagian dalam film dokumenter terbaru tentang Bung Karno dengan tajuk Koesno: Jati Diri Soekarno.
Melalui film yang rilis pada 14 Agustus 2022, Rizma mengambil peran sebagai Siti Oetari, Peran ini termasuk bagian yang signifikan mengingat ia mengambil peran sebagai istri pertama Soekarno.
Film Koesno sendiri mengisahkan perjalanan Soekarno sejak kelahirannya hingga bertemu dengan para tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia. Dokumenter ini juga mengikutsertakan Walikota Surabaya Eri Cahyadi sebagai pemeran Soekarno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat Minder
Dikutip dari laman Unair, mengambil bagian dalam proyek film dokumenter sejarah Bapak Proklamasi tersebut bukanlah perkara mudah bagi Rizma. Mahasiswa baru Fakultas Vokasi (FV) angkatan 2022 ini mengaku, dirinya sempat minder dengan para aktor lain.
"Awalnya takut hasil akting saya mengecewakan, karena belum memiliki banyak pengalaman," tutur dia.
Meski demikian, kata Rizma, rasa minder tersebut perlahan sirna. Hal itu diakuinya berkat dukungan dari para tim produksi film.
"Namun, tim justru sangat ramah dan akhirnya melalui film ini saya mendapatkan banyak pelajaran di dunia pembuatan film," ungkap mahasiswa program studi D4 Manajemen Pemasaran Unair tersebut.
Rizma sendiri memang masih terbilang pemain baru di industri ini. Sederet pengalaman yang dimilikinya berasal dari festival internal di SMA-nya dulu dan juga pemain figuran dalam film biopik Terbang: Menembus langit.
Lahir dari Keluarga Cak Roes
Kehidupan Rizma memang tidak jauh dari sejarah Indonesia. Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia pada masa Soekarno yakni Roeslan Abdulgani adalah kakak dari nenek Rizma.
Untuk itu, Rizma tidak menampik dengan privilege keluarga Cak Roes yang dirasakannya kini. Salah satunya dalam mengambil bagian dari film dokumenter tentang Bung Karno tersebut.
"Saya ingin karya saya diakui karena kemampuan saya, namun saya juga sangat bersyukur dengan nama besar beliau. Tanpa beliau saya tidak bisa mendapat kesempatan ini," tuturnya.
Atas dasar itu pula, keluarga Rizma berinisiatif menjadikan rumah milik mereka yang berada di Plampitan, Surabaya sebagai cagar budaya. Rumah tersebut kerap kali digunakan sebagai lokasi pembuatan film dokumenter.
"Disini sering diadakan pembuatan film dokumenter, pembuatan skripsi atau tugas, dan juga keperluan lain yang berhubungan dengan sejarah," cerita Rizma.
Terakhir, Rizma menyampaikan harapan atas keikutsertaannya dalam proyek film dokumenter tersebut. "Semoga dapat menularkan semangat kebangsaan sekaligus mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga sejarah dan keutuhan negara Indonesia," kata dia.
(rah/faz)