Putus sekolah tak jadi halangan bagi Andra Septyano. Sang juru parkir ini kembali menempuh pendidikan lewat kursus wirausaha. Kini, bisnis kaus sablonnya dibanjiri pesanan hingga meraup omzet Rp 5-7 juta per bulan.
Andra sempat mengenyam pendidikan formal di SMK Karya Teknika di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Sayang, ia tidak lanjut sekolah hingga selesai.
Demi menyambung hidup, Andra bekerja sebagai juru parkir serta mengamen pada malam hari dengan pendapatan berkisar Rp 50 ribu per hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ngamen ini sudah saya lakukan saat masih sekolah. Jadi, saya enggak minta uang orang tua untuk membeli rokok. Saya ngamen di lampu merah sampai dapat Rp25 ribu sejak masih sekolah," kisah Andra dalam laman Vokasi Kemendikbud, dikutip Kamis (21/7/2022).
Pekerjaan itu dijalani Andra hingga akhirnya dikenalkan dengan kursus wirausaha oleh salah satu rekannya. Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW), kursus tersebut, dicetuskan Ditjen Vokasi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Andra mengikuti program kewirausahaan tersebut di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ismia, Karanganyar, untuk belajar menjahit hingga menyablon.
"Orang-orang yang saya sayangi menyuruh saya mengikuti kursus. Daripada saya enggak punya ijazah, saya ikut saja kursus. Insyaallah, saya punya bakat menjahit atau menyablon," imbuh Andra.
Setelah mengikuti program kursus selama tiga bulan tersebut, Andra lantas memberanikan diri untuk membuka bisnis kaus sablon. Ia mengaku, melalui program PKW, dirinya terbekali oleh pengetahuan dan pendidikan soal berwirausaha.
"Program PKW ini sangat berdampak buat saya. Banyak pengetahuan yang tersampaikan dari apa yang saya belum tahu. Kalau tidak mengikuti PKW, saya mungkin tidak tahu mau jadi seperti apa," ungkap Andra.
Tidak sia-sia, setelah mengikuti program PKW, Andra kini memiliki bisnis kaus sablon yang cukup menguntungkan. Bahkan harga kausnya mengalami kenaikan sejak awal dibuka.
"Setelah lulus dari PKW, saya mencoba menyablon kaus satuan dengan harga awal Rp 50 ribu, sekarang menjadi Rp 65 ribu - Rp 75 ribu per buah," ujarnya.
Tertarik ikut kursus dari Ditjen Vokasi ini, detikers?
(twu/twu)