Pulang Kampung Mendirikan PAUD
Bagai kacang yang tak lupa akan kulitnya, Yuni Shara tak berhenti bersuara soal peran besar perempuan dalam kehidupan.
Pelantun lagu '50 tahun lagu lagi' juga turut membangun kampung halamannya di bidang pendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia telah mendirikan institusi pendidikan anak usia dini (PAUD) bernama Permata Cahaya Abadi yang terletak di Batu, Malang, Jawa Timur.
Selama 11 tahun terakhir, dirinya ngemong anak-anak dalam format penitipan atau daycare, playgroup dan Taman Kanak-kanak.
"Kalau di Batu itu awalnya ada sekolah mau ambruk aku ambil, terus aku ngontrak rumah. Sekarang di tahun ke-11 baru punya gedung sendiri nih, Alhamdulillah. Sekarang sekolah ini sudah Akreditasi A, aku menerapkan belajar dan bermain," ucapnya saat bercerita.
Perjalanannya seakan menjadi bukti nyata bahwa perempuan itu kuat dan bisa berperan serba bisa.
Hal ini turut ditunjukkan Yuni ketika di tengah kesibukannya, ia masih mengunjungi anak muridnya setidaknya dua kali dalam setahun.
"Biasanya ke sana itu tiap Hari Kartini dan 17 Agustus," katanya.
Bagi Yuni, tidak ada banyak alasan mengapa dia memutuskan untuk memiliki sekolah. Dalam pikirannya, sudah sepantasnya, anak-anak dapat bersekolah apapun kondisi dan latar belakang anak tersebut.
Yuni ingin menjadi jawaban ketika ada anak-anak yang tidak bisa menjawab mereka sekolah di mana dan mengapa tidak bisa sekolah.
"Orang-orang sudah mulai sadar bahwa sebagai anak-anak adalah penerusnya, itu kenapa mereka harus bersekolah. Dan selalu, kalau lihat anak kecil yang ditanya dia sekolah kelas berapa, sekolahnya di mana, bagaimana. Aku mau setiap anak itu punya jawaban atas itu," tuturnya.
"Kamu bayangin kalau anak kecil ditanya, dia nggak punya jawaban itu apa rasanya? Kita nggak usah ngomongin sekolah yang lebih bagus atau tidak, itu belakangan. Sama-sama sekolah aja deh dulu," tambah Yuni.
Menyusuri Komunitas & Relawan hingga Mengajar
Jika banyak orang akan puas dengan peran besar yang sudah dimiliki. Namun tidak dengan Ibu dua anak satu ini.
Tidak tanggung-tanggung terjun di dunia pendidikan, Yuni juga aktif mendampingi anak-anak jalanan.
Dari mulai mendampingi seorang anak wisuda, sampai mengikutsertakan mereka dalam ajang Street Child World Cup, sebuah ajang pertandingan sepak bola empat tahunan, layaknya Piala Dunia, khusus bagi anak-anak jalanan.
"Anak jalanan itu awalnya tuh karena aku sering ikut ngurusin banjir sama komunitas dan relawan. Nah suatu saat diajak untuk terlibat lebih jauh, ternyata mereka itu juga mengajar untuk anak-anak di bawah kolong jembatan, panti asuhan," papar Ibu dari Cavin Obient Salomo Siahaan (20) dan Cello Obient Siahaan (18).
Tak hanya mengajar anak-anak, Yuni bahkan bikin pelatihan juga buat ibu-ibu dengan daur ulang sampah menjadi sesuatu untuk dijual.
"Aku bilang bahwa kalian harus kerja kalau mau punya, jangan karena musibah jadi hanya menunggu uluran tangan saja," tuturnya.
Dengan segala keterlibatannya di balik panggung megah dunia tarik suara ini, Yuni Shara tuntas menjadi segalanya dalam perwujudan perempuan.
Menjadi seorang ibu, berkarier, memiliki pikiran yang positif dan mandiri, serta menjadi ibu bagi anak-anak PAUD di kampung halamannya.
(faz/lus)