Puasa ramadan memiliki segudang manfaat. Tidak hanya berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga bermanfaat bagi ketahanan mental.
Apa saja manfaat puasa bagi kesehatan mental? Atika Dian Ariana SPsi MSc Dosen Departemen Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR) menjelaskan pendapatnya.
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Mental
1. Memperbaiki Mood
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Atika, dari segi psikologis, berpuasa dapat memperbaiki mood karena hormon-hormon yang berkaitan dengan stres akan menurun.
"Di saat yang sama, hormon yang berhubungan dengan rasa bahagia itu meningkat ketika orang berpuasa," terang Atika dalam keterangan tertulis UNAIR, Kamis (14/4/2022).
2. Meningkatkan Kontrol Diri
Selanjutnya, Kaprodi S1 Psikologi UNAIR itu juga menjelaskan bahwa mengingat berpuasa mengharuskan untuk menahan segala jenis nafsu, hal itu dapat berguna untuk meningkatkan kontrol diri serta kepekaan sosial.
Berpuasa, dapat memandu kita mengekspresikan emosi negatif dengan cara yang lebih sehat.
"Selain itu, ibadah satu ini juga dapat melatih empati kita terhadap sesama," ungkapnya.
3. Meningkatkan Sense of Self
Terakhir, puasa dapat mengasah sense of self.
"Kalau betul-betul berpuasa dan berusaha untuk memahami manfaat puasa bagi tubuh, kita akan paham apa yang kita butuhkan. Jika kita bisa menindaklanjutinya, kita akan punya perasaan bahwa kita mampu mengelola diri dalam berbagai situasi," ujar Atika.
Lalu, bagaimana agar manfaat berpuasa dari segi psikologis dapat kita rasakan secara optimal? Dosen Psikologi UNAIR itu menyarankan agar kita senantiasa menjaga kesehatan fisik selama berpuasa. Pasalnya, kesehatan fisik berkaitan dengan kesehatan psikis manusia.
"Selain itu, penting juga untuk menumbuhkan keyakinan akan manfaat berpuasa bagi diri kita masing-masing," ujarnya.
Atika juga menyarankan agar membuat jadwal aktivitas agar hari-hari selama berpuasa lebih bermakna. Di samping itu, ia juga menekankan pentingnya menyeimbangkan waktu untuk bersosialisasi dan bagi diri sendiri.
"Kadang-kadang, untuk beberapa orang nggak terasa puasa isinya bukber setiap hari sampai lupa waktu untuk diri sendiri karena keasyikan sama teman-teman," jelasnya.
Sebagai momen menahan amarah, puasa juga berkaitan dengan pengelolaan emosi. Atika mengatakan bahwa berpuasa adalah momen yang tepat untuk melakukan refleksi mengenai hal yang selama ini sudah baik dan yang perlu dikembangkan.
"Tentunya, kalau ujungnya refleksi ya ada proses evaluasi pada diri sendiri dan memperbanyak aktivitas spiritual," ungkap Atika.
(pal/pal)